28 Mei 2019

Pakaian Seharga Jutaan, Mahal Atau Murah?

Tags

Standar harga pakaian setiap orang pasti berbeda satu dengan yang lain. Pakaian yang menurut Si A mahal mungkin murah saja bagi Si B. Begitu pula sebaliknya. Pakaian yang menurut saya murah, bisa jadi terasa mahal bagi kalian, karena kita beda standar, betul? Wkwkw .... Lol.

Nah, dua merek ini membandrol harga jutaan untuk setiap produknya. Saya pilihkan contoh produk pakaian wanita saja dulu ya, yang pastinya sudah tidak asing bagi pecinta fashion.

 

G2000


Serius! Kalau harga pakaian tolak ukurnya hanyalah cutting yang rumit, maka merek ini seharusnya membandrol produknya murah saja. Kenyataannya, merek ini memasang harga jutaan untuk pakaian yang simpel-simpel seperti ini.

G2000 yang diimpor dan dipasarkan oleh PT Trisula International Tbk (TRIS) sebagai pemegang lisensi bersama dengan merek lain seperti Man Club, Jack Niclaus, Bonds, dan JOBB, membandrol harga kisaran Rp 1.500.000,- hingga 3 jutaan.

Modelnya? Simpel klasik.

Apakah harga itu termasuk mahal? Tergantung.

Pastinya merek tersebut membidik pasar menengah ke atas, tapi tidak terlalu high-end, dengan sasaran income Rp 10 - 15 juta per bulan.

Kalau kamu merasa harga tersebut normal saja, artinya kamu termasuk pangsa pasar merek ini.

Oh, ya, G2000 menyediakan mens wear juga ya, untuk kalian para cowok urban milenial yang ingin tampil 'lebih'. Outlet merek ternama ini bisa kalian temukan di Mall Taman Anggrek dan Mall Alam Sutera.

Simpel kan? Mirip daster
Harganya Rp 1.699.000,-

 

Peachespinkish


Nah, merek ini khusus menyediakan pakaian untuk para cewek yang pastinya cewek banget! Showroom-nya terletak di bilangan Kelapa Gading Jakarta. Produk-produk Peachespinkish antara lain juga tersedia di METRO Departemen Store Indonesia dan SOGO Pakuwon Mall.

Modelnya hampir semuanya pakaian pesta yang minimalis elegan. Kualitas, pasti premium.

Harganya? Setali tiga uang, harga produk ini berkisar antara Rp 1.800.000,- sampai 4 jutaan per item. Mahal? Kalau kamu merasa pakaian merek Peachespinkish mahal, artinya kamu bukan pangsa pasarnya. See?

Bagi penjahit, model seperti ini sangat simpel pembuatannya
Blazer Balero ini harganya Rp 2.800.000,-

 

HITUNG MODAL


Sejujurnya, sebagai penjahit, saya geregetan jika menemukan model pakaian sesimpel itu membandrol harga jutaan. Tentu karena saya bisa membuatnya sendiri. Rasanya sayang membeli pakaian tersebut walau mungkin sanggup.

Taruhlah saya tahu harga bahannya, saya tahu tingkat kesulitan pengerjaan (yang sekali lihat saja sudah terbayang bagaimana membuatnya), saya tahu harga aksesoris tambahan, jasa, dll. Namun kembali lagi, saya tidak bisa menggunakan standar harga saya untuk menilai sebuah produk.

Ada banyak hal yang menjadi penentu sebuah harga produk. Apa sajakah itu?
  1. Orisinalitas desain (ini yang utama),
  2. Brand (banyak orang lebih mengutamakan brand di atas segalanya, bagaimanapun 'wujud' produknya)
  3. Loyalitas (ini disadari benar oleh pemilik brand untuk selalu menjaga kualitas agar tak mengecewakan pelanggan)
  4. Quality control (related dengan option sebelumnya)
  5. Biaya pembuatan (meliputi jasa pola/pattern, jasa potong, jasa jahit hingga finishing)
  6. Pengadaan bahan baku (termasuk bahan, aksesoris, alat jahit)
  7. Biaya lain-lain (distribusi, sewa outlet/gerai, operasional, karyawan, biaya penyusutan, dll)

Baca juga: Heboh Mukena Syahrini 3,5 Juta: Kekuatan Brand

Yess, benar, setiap produk akan menemukan pelanggannya. Namun setiap produsen (baca: penjahit) harus melihat nilai lebih semua produk secara keseluruhan lebih dulu agar tepat mengena pasaran.

Jika dipikir-pikir lagi, sebenarnya harga memang harus seimbang dengan kualitasnya, sih. Baik kualitas pelayanan maupun kualitas produk.

Nah, sebagai pecinta fashion, kamu mau jadi produsen, konsumen, atau cukup menganalisa dulu, seperti saya, sebelum melangkah lebih jauh?***

(Sumber foto: Grup fb Tailor Indonesia)

Blog tentang kecantikan, make up, fesyen, mode, dan budaya

52 komentar:

  1. G2000 ini saalh merk favorit suamiku. Biasanya dia beli beberapa kemeja buat ngantor gitu, mbak :) Memang sih harganya lumayan. Tergantung perawtan di rumah dll in sya allah awet loh. Baju2 ceweknya memang lebih mahal sih dan kalau aku sayang juga hihihi Jadi ga beli yang harganya selangit. Nunggu big sale dulu aja, sabar hahaha :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kemejanya juga bagus. Bagus kualitasnya dan harganya juga.

      Hapus
  2. Kadang mahal karena brand. Tapi orang buat branding juga luar biasa susahnya. Kami biasanya membeli yg sesuai buget kami sajalah hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju.
      Mereka membangun brand juga tak mudah dan tak murah. Kalau kita sih menyesuaikan kemampuan saja.

      Hapus
  3. Kalau yang simple saya dan suami suka jahit sendiri. Kebetulan bisa dikit dikit. Kalau pakaian biasa kadang beli jadi, kadang jahit juga kalau ada pola dan bahan semuanya.

    Harga satu juta ke atas bagi keluarga saya tidak terjangkau. Selama ini paling tinggi beli baju harga lima ratusan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, bisa jahit juga ya.
      Sangat membantu menekan budget pembelian pakaian kalau bisa menjahit. Apalagi kalau sudah menghasilkan seperti saya.

      Hapus
  4. Mahal dan murah relatif nurut aku, hehehe.
    Aku juga lernah beli G2000 tapi diskonan.
    Tapi, memang harga biasanya selalu berbanding dengan kualitas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, harus begitu. Berani memasang harga tinggi artinya berani mempertanggungjawabkan kualitasnya.

      Hapus
  5. Brand mahal karena ngga hanya mengkalkulasi harga pokok.

    Hal yang sering dilupakan pembeli

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul.
      Harga pokok hanya sepersepuluhnya saja.

      Hapus
  6. Mahal atau murah itu relatifff banget
    Buat saya, mahal.
    tapi buat Sandiaga Uno atau Syahrini, muraaahhh buanget heheheheh

    BalasHapus
  7. Murah atau mahal adalah relatif. Yang pasti, jadikan apapun yang mahal menjadi murah menjadi sebuah motivasi kita agar getol mencari rejeki. Tentunya yang halal! Salam kenal mbak. Artikelnya ok banget

    BalasHapus
  8. Betul, mahal atau murah itu relatif. Bukan hanya soal kemampuan kita berbelanja, tapi juga soal brand, misalnya harga sekian untuk brand A itu murah, harga sekian untuk brand B itu mahal. Seperti itu, sih.

    Kalau aku perhatikan, memang banyak banget brand fashion ternama yang sepertinya dari sisi bahan dan model seharusnya harganya nggak segitu mahalnya. Tapi tetep dong, dibungkus dengan branding, sebuah produk bisa melejit harganya.

    Aku pribadi saat berbelanja produk fashion lebih memilih bahan yang nyaman, fitting yang rapi, dan model standar saja karena aku tipe yang memilih mahal sedikit nggak papa yang penting awet. Koleksi pakaianku pun juga sedikit karena berpikir bahwa yang segini cukup kok dan masih bagus, jadi nggak perlu lah koleksi pakaian, hehehe ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mbak.
      Utamakan kenyamanan.
      Mahal dikit tapi puas ya mbak. Dan biasanya lebih awet.

      Hapus
  9. Harga mahal pasti kualitasnya bagus..
    Modelnya simple dan elegan

    BalasHapus
  10. saya, karena gak bisa jahit dan gak paham ... paling hanya bisa melihat kualitas kainnya, masih suka bengong kalo lihat pakaian harganya jutaan. Ternyata memang ada banyak faktor ya yang membuatnya jadi mahal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Kadang itu yang terlupa.
      Bahkan biaya promosi juga sebenarnya dibebankan pada pembeli.

      Hapus
  11. Buatku mahal atau murah adalah pilihan subjektif pembeli. Barang murah tak selalu berkualitas rendah dan sebaliknya yang mahal tak melulu barang berkualitas terbaik. Yang terpenting adalah apa yg kita kenakan cocok dan nyaman untuk diri kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Utamakan kenyamanan. Itu yang terpenting ha mbak.

      Hapus
  12. Worth sih pastinya dan model nya juga cantik sekaliii mbak 😍 aku mupeng jadinya..

    BalasHapus
  13. Mahal atau murah memang relatif ya, Mbak. Kalau aku sih, yang pentimg nyaman dipakai.

    BalasHapus
  14. Oke jelas saya bukan target pasar mereka karena klo ada uang segitu pasti mending ku buat beli furniture atau perlengkapan anak aja. Hahaha.. Tpi enaknya jadi penjahit bisa bikin baju apaaaa aja tanpa biaya jahitnya ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penjahit malah sering beli baju jadi lho.
      Ngga ada waktu jahit untuk sendiri. Yang diurusin punya orang mulu ;)

      Hapus
  15. Banyak faktor sih yg membuat pakaian menjadi cendrung mahal. Menurut sya yg paling memowngaruhi itu jenis bahan, tingkat kesulitan, orinalitas design dan yg oaling utama itu brand y. Krna biasanya brand yg terkenal meskipun midwlnya biasa akn terkesan mahal jadinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Membangun brand ini butuh modal paling besar.

      Hapus
  16. Fashion seharga 1.500.000 relatif kak, tergantung kegunaannya untuk dipakai kemana. Jadi kita bisa ukur fashion yg akan digunakan untuk kepentingan apa?

    BalasHapus
  17. Mahal atau murah itu relatif tergantung yang belinya, kalau saya jd pengamat dulu,gak sanggup untuk belinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapa tau suatu saat bisa kebeli mbak.
      Atau dapat darimana gitu, give away, siapa tau. Hehe

      Hapus
  18. Sepertinya relatif sih dijual ke pasar mana, kalau dijual ke aku ya pastinya kemihilan, kalau dijual ke Mbak Nia Ramadhani ya harganya B aja hehe. Jd kudu pintr2ya bagian pemasarannya buat cari segmen yang pas kali ya :D

    BalasHapus
  19. yes.. idem kayaknya nih.. menganalisa dulu sebelum melangkah lebih jauh hehe... analisa pasar juga kalo mau jadi produsen atau bagian dari rantai penjual..

    dianesuryaman dot com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagian yang untung sih maunya ya mbak. Hehe...

      Hapus
  20. Mahal atau murahnya suatu barang tergantung kantong pembelinya mbak, kalau isi kantong nya banyak berarti dia mampu membeli yang bagi sebagian orang di anggap mahal. Begitupun sebaliknya.. iya nggak mbak?😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali.
      Ada barang mahal tapi bisa kebeli ya alhamdulillah. Ada yang murah ngga kebeli ya mudah2an kebeli lah. :)

      Hapus
  21. Waaw banget ya harga pakaiannya. Kalau saya harga di atas satu jutaaan untuk sebuah pakaian apalagi yang bahannya minim gitu termasuk mahaal. Tapi yah tergantung selera orang juga sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya juga.
      Tergantung selera dan penggunaan mungkin. Kalah circle nya standar tingi biasanya kebawa juga sih seleranya.

      Hapus
  22. Udah lama bangeet gak beli G2000. Dulu beli pas masih belum berkerudung. Sekarang lebih prefer Minimal atau gamis beli di onlineshop mbak. Oiya, saya setuju mbak kalau sebelum membeli harus menganalisa dulu 😊👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ditimbang untung ruginya ya mbak. Kalo kebeli ya alhamdulillah.

      Hapus
  23. Senang ya kl punya skill menjahit. Ada harga ada kualitas sih ya. Tp kadang kekuatan brand mmg turut andil. Model simple harga bs jutaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dia mbak.
      Meski saya bisa jahit persis seperti Itu ya tetep belum berani pasang harga tinggi karena brand saya belum se-populer itu.

      Produk dengan brand LASMICIKA masih di kisaran harga 300ribu sampai 800ribu.

      Kalau gaun pengantin memang bisa dijual seharga 1 juta sampai 3 juta.

      Hapus
  24. kalo buat saya, harga segitu mahal, Mba, hehehe. Tapi biasanya, produk yang harganya di atas rata-rata biasanya memiliki kualitas yang bagus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul.
      Prinsip produsen dan pemilik brand tentu tak ingin mengecewakan customer.

      Hapus
  25. Kebetulan saya bukan orang yang branded oriented, Mba. Walau terkadang terpaku oleh eleganitas design beberapa brand (biasanya juga untuk pakaian kantor yang saya pakai).

    Bagi saya, pakaian yang look simple, apalagi mirip2 daster, saya ga akan beli di harga yang sampai 200 ribu, haha.
    Rasanya kok saya ga ikhlas ngasih duit untuk brand yang sudah top, tapi modelnya hanya kayak gitu doank (misal loh ya), mending beli model yang mirip, bahannya juga nyaman, tapi produk lokal dn harganya sudah pasti lebih murah dibanding itu.

    Tapi klo memang designnya elegan, bahan bagus, dan cocok untuk saya, walau brand yng belum terkenal pun, saya masih mau belinya, jika cocokdan masuk akal saya harganya . 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, iya, ini lebih obyektif dan bijaksana ya mbak.

      (((bijaksana)))

      Hapus
  26. Ada harga ada rupa gitu yah? Tapi kalau untuk baju kayaknya ada desainer mahal ada harga hehe. Saya sih masih mau beli meski mahal asalkan suka dan bahannya nyaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya mbak.
      Disesuaikan dgn selera dan kualitas juga.

      Katanya kan proses jual beli itu adalah poses menukar harapan, bukan barang.
      Harapan konsumen tentu menginginkah kenyamanan dan kualitas dengan harga yang mereka beli.

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung. Ditunggu tanggapan dan komentarnya ya.