23 September 2020

Jejak Pena dan Jaring Laba-laba

Tags



jejak pena


Pernahkah kita memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini?

  1. Setiap hari kita makan berbagai macam masakan lezat. Apakah kita menanam sendiri semua bahan makanan itu?
  2. Setiap hari kita bepergian mengenakan pakaian bagus. Apakah kita membuat sendiri pakaian-pakaian itu?
  3. Sering kita bepergian menggunakan kendaraan baik motor maupun mobil. Apakah kita merakit sendiri kendaraan itu?
  4. Setiap hari kita berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Apakah kita yang menciptakan bahasa itu?
  5. Setiap saat kita menghitung angka-angka seperti nominal uang, mengurangi, menambah, mengalikan, dan lain sebagainya. Apakah kita membuat sendiri cara penghitungan matematika itu?


Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas adalah: tidak.

  1. Kita tidak menanam sendiri semua bahan makanan yang kita konsumsi setiap hari. 
  2. Kita tidak membuat sendiri pakaian-pakaian yang menunjang penampilan kita sehari-hari. 
  3. Kita tidak merakit sendiri kendaraan-kendaraan yang kita tumpangi. 
  4. Kita juga tidak berkomunikasi dengan bahasa ciptaan kita sendiri melainkan menggunakan bahasa yang diciptakan orang lain yang disepakati bersama. 
  5. Kita bahkan tidak bisa menghitung uang jika tidak ada orang yang pernah menemukan cara penghitungan matematika.


Kadang kita tidak kenal siapa orang-orang yang sudah berjasa membuat hidup kita menjadi lebih mudah itu. Kita hanya tahu cara menggunakan hasil kerja keras mereka saja.


Hidup ini seperti sebuah jaring laba-laba di mana semua orang terhubung satu sama lain di tempatnya masing-masing. Kita hanya perlu menempatkan diri menjadi bagian dari jejaring laba-laba itu. Bagian yang dibutuhkan untuk membuat pola jaring menjadi sempurna.


Peran apa yang bisa kita sumbangkan bagi orang lain, bagi lingkungan, dan bagi dunia?


Apa yang sudah kita lakukan yang bisa menjadi alasan orang lain terhubung dengan kita?


Apa kita sudah menjadi bagian penting dari jejaring laba-laba kehidupan itu?


Mungkin kita bukan siapa-siapa. Kita bukan pejabat, bukan pula selebriti. Kita bukan penemu vaksin penting, kita juga bukan pemegang nobel perdamaian.


Namun, kita tetap bisa berperan di tempat kita sendiri dengan menjadi orang yang bermanfaat dan dibutuhkan orang lain. Berkarya, berperan serta, bekerja, sesuai dengan keahlian kita. Tinggalkan jejak yang menandakan kita pernah ada dan lahir di dunia. Tulislah kebaikan. Tidaklah penting jika kelak dunia melupakan kita. Namun, jejak pena akan abadi sepanjang masa, menyempurnakan jalinan pola jaring laba-laba raksasa dunia.***


buku antologi
buku antologi menjadi jejak pena Lasmicika






Blog tentang kecantikan, make up, fesyen, mode, dan budaya

2 komentar:

Terima kasih sudah berkunjung. Ditunggu tanggapan dan komentarnya ya.