Belakangan ini, banyak sekali muncul tren konten di media sosial dengan tema 'perempuan tidak bercerita' yang berisi bermacam cara perempuan mengatasi berbagai masalah hidup. Ada lagi tren menarik 'kabur aja dulu' yang isinya orang-orang yang nekat pergi ke luar negeri mengadu nasib dan jika beruntung mereka bisa mengubah hidup jadi lebih baik.
Tren lain yang tak kalah ramai membanjiri isi konten media sosial baru-baru ini yaitu 'kesenjangan sosial' yang menggambarkan berbagai gap dalam obrolan yang sering terjadi antara orang kaya dan orang biasa.
Benang merah dari konten-konten itu semuanya tentang gap ekonomi. Misalnya gap pekerjaan, gap pengetahuan, gap lingkungan, dan lainnya. Orang-orang selalu memikirkan dengan berbagai cara, gimana caranya biar ekonomi mereka terus membaik.
Khusus tren 'kesenjangan ekonomi', bagian yang menariknya adalah, dalam tren ini kita seolah diajak 'menertawakan' perbedaan, yang sumber utama sebenarnya adalah perbedaan strata ekonomi.
Meski bisa tertawa melihat kenyataan bahwa: ada perbedaan kaum ekonomi bawah dan atas (dalam banyak hal) seperti yang muncul di tren kesenjangan sosial itu, tren tersebut bikin aku semangat kerja lebih keras. Biar bisa punya ekonomi lebih baik buat masa depan anak. Minimal gap dan kesenjangan yang anakku alami nggak begitu jauh dengan level di atasnya. Hihi....
Inilah alasan kenapa beberapa pekerjaan aku jalankan sekaligus. Ya MUA plus dekor dan mahar, ya jahit, ya nulis, termasuk buka toko offline juga. Kalo kata pakar digital marketing sih, ini lumayan melenceng dari pakem yang dianjurkan. Seperti:
- Belum jelasnya positioning dalam konten. Karena aku punya beberapa pekerjaan, jadi branding yang aku tampilkan ya apa adanya keseharian aku aja dengan banyaknya pekerjaan itu. Di satu sisi, positioning aku jadi nggak jelas. Niche campur-campur sih kalo dalam dunia blog. Tapi buat aku nggak masalah, selama semua berjalan lancar meski pelan, aku nikmati aja semuanya.
- Kehilangan banyak kesempatan untuk melesat karena terlalu generalis. Jujur ini aku sering merasa galau antara difokuskan satu saja pekerjaan biar jadi gede banget, atau tetap bertahan seperti ini aja dengan profesi gado-gado. Menurut teman-teman semua, gimana?
- Belum konsisten dalam membuat konten. Kaitannya dengan banyak pekerjaan sekaligus, aku lumayan kesulitan mengatur jadwal bikin konten dan belum bisa konsisten. Untuk yang satu ini, aku merencanakan ada tim bagian konten dan sosmed.
Nah, kenapa aku tetep bertahan meski mengalami kesulitan memajukan bisnis dan pekerjaan, ya karena aku belum bisa memilih mana yang mau diprioritaskan. Semuanya menghasilkan uang, semuanya menguntungkan, semuanya bikin aku happy. Kenapa coba?
1. MUA
Salah satu profesi yang menurutku bakalan sustain dalam waktu lama adalah make up artist (MUA). Pekerjaan ini bakalan susah digantikan oleh AI karena orang dengan keahlian merias bakalan tetap dibutuhkan. Meski sudah banyak yang memanfaatkan teknologi AI untuk mendapatkan hasil foto full make up, tapi ketika harus datang dan tampil maksimal bertatap muka dalam satu acara, keahlian MUA mutlak dibutuhkan.
Saat ini aku berani bilang kalau ekonomi keluargaku dapat terjamin dari satu profesi ini. Padahal awalnya aku sudah buka toko offline dan membuka jasa rumah jahit. Namun, omset bisnis sampai ratusan juta per bulan jadi relatif mudah, nggak sesulit dulu sebelum jadi MUA.
Nah, kerjaan sebagai MUA zaman sekarang yang dituntut mengikuti perkembangan zaman dengan membuat konten sebagai media promosi, bikin aku banyak menatap layar gadget. Ya kamera, laptop, dan hand phone. Rekam, foto, edit, upload, suka nggak suka harus terus menatap layar.
Plus minus penggunaan gadget dalam waktu lama pasti ada. Plus nya dulu nih, keuntungan dari menggunakan gadget sebagai alat bantu bisnis tentu nggak diragukan lagi.
1. Jangkauan lebih luas
Salah satu manfaat gadget untuk membangun media sosial bagi bisnis adalah kita bisa menjangkau target pasar yang jauh lebih luas. Metode konvensional seperti promosi dari mulut ke mulut, dari pintu ke pintu, media brosur yang disebar si berbagai tempat, memiliki jangkauan terbatas. Umumnya hanya untuk lingkup masyarakat sekitar saja. Dengan memanfaatkan media sosial, kita bisa menjangkau calon klien dan konsumen seluruh Indonesia bahkan seluruh dunia.
2. Membangun kepercayaan pasar
Dengan melihat porto folio di media sosial, calon klien dan konsumen bisa melihat skill yang kita miliki. Pada akhirnya akan tumbuh kepercayaan kalo kita bisa memberikan pelayanan yang konsumen butuhkan.
3. Meningkatkan omset
Dengan jangkauan yang luas, maka kesempatan menarik calon klien lebih terbuka lebar. Makin banyak potensi orang yang mempercayai bisnis kita juga dong ya. Maka dengan begitu, makin besar kemungkinan terjadi dealing pula. Kenaikan omset tentu akan meningkat.
Dengan begitu banyak manfaat penggunaan gadget ini, nggak heran orang tetep menggunakannya meski banyak juga minusnya.
Minusnya antara lain:
1. Paparan radiasi pada kulit, menyebabkan masalah kulit
Dalam waktu lama, paparan radiasi gadget bisa berdampak pada kulit. Konon, radiasi HP, khususnya cahaya biru dari layar, bisa berdampak negatif pada kulit. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan penuaan dini, flek hitam, bahkan jerawat.
Sinar biru dari layar HP juga dapat merusak kolagen dan elastin di kulit. Dua komponen pada kulit ini merupakan protein penting untuk menjaga elastisitas kulit. Makin menipis kolagen dan elastin pada kulit, kulit akan cenderung kering dan berkerut. Sebaliknya, produksi melanin pada kulit justru makin meningkat saat terkena radiasi sinar biru. Melanin adalah zat pigmen warna kulit. Akibatnya, makin tinggi melanin kulit bakalan menggelap dan muncul flek.
2. Efek pada mata
Selain masalah kulit yang ditimbulkan akibat terlalu lama menggunakan gadget, masalah yang juga mengganggu bagi kesehatan adalah
mata sepet, perih, lelah, sehingga mata menjadi kering.
Mata kering terjadi ketika air mata tidak memenuhi kebutuhan mata untuk menjaga kelembabannya.
Sebenarnya, ada banyak faktor kondisi mata menjadi kering selain penggunaan perangkat digital. Di antaranya:
a. Faktor dari dalam
Penurunan produksi air mata karena faktor usia, perubahan hormon, penggunaan obat (seperti antidepresan, obat tekanan darah, antihistamin, dll), kekurangan vitamin A, penyakit autoimun, dampak radioterapi dan laser. Beberapa penyakit seperti diabetes dan penyakit tiroid juga berpengaruh pada produksi dan kualitas air mata.
b. Faktor dari luar / lingkungan
Faktor luar terjadinya mata kering disebabkan oleh peningkatan penguapan air mata. Contohnya paparan angin, asap, dan udara kering, membuat penguapan air mata meningkat lebih cepat.
Penggunaan perangkat digital termasuk faktor luar. Saat menatap layar gadget, secara tak sadar kita jarang berkedip, sehingga penguapan air mata terjadi lebih cepat.
Aku sering loh mengalaminya. Saking seriusnya bikin konten dan edit, nggak kerasa mata jadi sepet, perih, dan lelah. Untungnya ada
Insto Dry Eyes kemasan baru yang khusus diformulasikan untuk mengatasi mata kering. Jadi kalo tanda mata kering udah terasa, tinggal tetesin Insto Dry Eyes.
Kandungan Insto Hydroxyprophyl methylcellulose (HPMC) berfungsi sebagai agen penambah viskositas dan pelumas, yang akan meredakan kekeringan, ketidaknyamanan, dan iritasi pada mata.
HPMC pada Insto Dry Eyes membantu mensimulasikan lapisan air mata alami dan memberi efek lega pada mata kering begitu diteteskan.
Selain bikin konten buat bisnis offline sendiri, aku juga seorang blogger yang masih aktif menulis blog dan kerja sama dengan banyak brand dengan bikin konten media sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Ditunggu tanggapan dan komentarnya ya.