10 Agustus 2023

Merindukan Wangi Kayu-kayuan Hutan, Stop Kebakaran Hutan

Tags

Stop karhutla


Merindukan Wangi Kayu-kayuan Hutan, Stop Kebakaran Hutan!



Siapa yang nggak suka cowok wangi? Apalagi wangi kayu-kayuan, seperti wangi kayu cendana contohnya. Ditambah aroma citrus kayak wangi apel atau jeruk, hmmm…. Kesannya sangat maskulin, segar, sekaligus hangat. Khas wangi orang-orang kalangan old money gitu nggak sih. Haha!


Aroma kekayuan selalu mengingatkan pada hutan yang damai dan menenangkan. Jadi secara alami otak kita tuh menyukai aroma hutan sebenarnya. Itulah kenapa banyak sekali hutan-hutan yang dikelola untuk dijadikan tempat wisata dan refreshing. Ya karena se-nagih itu wangi kayu dan hutan.

Indahnya hutan tropis Indonesia


Lebaran kemarin, saya dan keluarga berlibur ke Hutan Pinus Limpakuwus yang ada di area Sawah, Kecamatan Sumbang, Banyumas, atau sekitar 17 km dari alun-alun Purwokerto.


Tempatnya bersih dan asri. Pohon pinus yang ada di sini berusia lebih dari 20 tahun. Pantas saja tinggi menjulang.


Pengunjung pun sangat ramai. Ada yang sekedar berjalan-jalan di bawah rindangnya hutan, ada juga yang bersemangat mencoba berbagai wana wahana yang disediakan. Terbukti, orang sangat menyukai hutan dengan segala keasriannya.

Wahana wana wisata
Salah satu wahana wana wisata
di Hutan Pinus Limapkuwus, Banyumas


Manfaat Hutan


1. Memelihara Kesehatan Mental



Ternyata, hutan banyak sekali fungsinya. Bukan hanya fungsi fisik melainkan juga dapat berfungsi untuk memelihara mental melalui wana wisata seperti di Limpakuwus ini. Semua orang bisa bersenang-senang di dalam hutan.

Oh iya, wangi-wangian parfum aroma kayu dan hutan juga sangat bisa membangkitkan mood dan rasa bahagia saat menghidunya. Itu termasuk memelihara kesehatan mental juga, bukan?

Selain itu, pecinta hewan dapat puas menikmati keindahan berbagai jenis hewan yang dilindungi, yang sudah dilepasliarkan di taman hutan raya (tahura) yang tersebar di seluruh Indonesia.


Kegiatan mendaki gunung, camping, perkemahan di hutan, juga banyak dijadikan pilihan dalam mencari hiburan, menjalankan hobi, dan mengistirahatkan diri dari rutinitas pekerjaan atau sekolah.

Manfaat hutan
Foto prewedding di hutan sangat indah



2. Manfaat Jangka Pendek



Hutan memiliki manfaat jangka pendek berupa:

  • kayu, yang dapat diambil sebagai bahan bangunan, craft / kerajinan tangan bernilai seni, bahan bakar, bahan baku kertas, dll,
  • getah, seperti getah karet, getah pinus, yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk,
  • akar, yang dapat dibuat sebagai bahan kerajinan dan perabotan rumah tangga,
  • dll.



3. Manfaat Jangka Panjang



Hutan juga memberikan manfaat jangka panjang yang sangat beragam, seperti :

  • sumber tanaman obat-obatan,
  • jasa lingkungan air,
  • iklim mikro,
  • mikroba,
  • jamur,
  • penjaga keseimbangan air permukaan-air tanah,
  • menjaga kesuburan lahan,
  • pencegahan banjir,
  • tanah longsor,
  • habitat satwa liar, yang mewakili lebih dari 95% nilai manfaat sumber daya hutan.


Dengan manfaat sebesar itu, pantas saja pemerintah memberi sanksi yang berat bagi perusak hutan. 

Salah satunya Pasal 88 ayat (1) huruf a jo. Pasal 16 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak 2,5 miliar rupiah. (Sumber: menlhk.go.id)



Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia dan Akibatnya



Miris banget, di Indonesia, dari tahun ke tahun selalu saja terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Diprediksi karhutla tahun ini kian meningkat di sejumlah wilayah Indonesia pada saat musim kemarau. 

Hingga saat ini di beberapa daerah, seperti Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah, masih terdapat titik panas yang dapat mengakibatkan karhutla.


Kebakaran hutan bukan sebatas masalah berkurangnya pohon di wilayah hutan. Lebih dari itu, karhutla menjadi salah satu penyebab tiga persoalan besar dunia yang disebut Triple Planetary Crisis yaitu:
  • perubahan iklim,
  • polusi, dan
  • hilangnya keanekaragaman hayati.

“Ketiga persoalan itu, bila didalami maka ultimate masalahnya adalah indikasi kerusakan atmosfir baik dengan simpton hilangnya biodiversity, ataupun dahsyatnya polusi, yang ujungnya adalah kerusakan atmosfir, dengan peningkatan emisi gas rumah kaca di tingkat global dan terjadinya perubahan iklim,” ungkap Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya memberikan saat bekal sebagai delegasi pada Konferensi ke-28 Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC : The United Nations Framework Convention on Climate Change) akan segera dilangsungkan di Dubai, Persatuan Emirat Arab pada akhir bulan November tahun ini (COP28). (Sumber: menlhk.go.id)


Tentu saja Indonesia sebagai negara dengan hutan hujan tropis terbesar ke-3 di dunia, memiliki peran amat besar. 

Selain Brasil dan Kango, hutan di Indonesia termasuk salah satu penghasil oksigen terbesar dunia. Hutan seluas 40,8 juta hektar, terletak di Kalimantan.

Dalam hal ini, menjaga hutan dan lahan serta melestarikan alam Indonesia akan memberi dampak pada dunia sebagaimana karhutla pun menyumbang persoalan besar bagi iklim dunia.



Kita bisa apa?



Apa saja sih, yang bisa dilakukan oleh kita masyarakat Indonesia dalam berpartisipasi mengatasi persoalan ini?


Karhutla dan persoalan yang ditimbulkan, bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Kita sebagai masyarakat, juga memiliki peran penting dalam menjaga hutan dan iklim. Di antaranya:

  1. Tidak melakukan pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian.
  2. Jika telah terjadi kebakaran, pastikan api benar-benar padam agar tidak tersisa titik api yang dapat terbawa angin dan membakar hutan dan lahan sekitar.
  3. Alih-alih membakar sampah rumah tangga, kita dapat memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat dijadikan pupuk. Sampah anorganik bisa dijual kepada pengumpul barang bekas untuk didaur ulang, atau dibuat kerajinan tangan.
  4. Tidak menangkap atau memburu hewan liar dari habitat aslinya untuk diperjualbelikan sebagai peliharaan ataupun diambil bagian tubuh mereka.
  5. Menanam pohon dan tanaman sebanyak mungkin dinlingkungan sekitar untuk menyumbang oksigen dalam udara.
  6. Memakai bahan bakar ramah lingkungan untuk kendaraan, yaitu BBM dengan nilai oktan tinggi yaitu 90, 92, 98, atau bahkan oktan 100. Nilai oktan menjadi acuan untuk menentukan kualitas dari bahan bakar, di mana semakin tinggi nilai oktannya dianggap semakin baik bagi mesin kendaraan dan juga lebih ramah lingkungan.
  7. Merawat mesin kendaraan dengan baik agar proses pemanasan BBM jadi sempurna dan tidak banyak menyumbang gas karbon monoksida.


Solusi Mengatasi Kebakaran Hutan dan Lahan



Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama bersinergi dalam mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan. Di antaranya:

  1. Hindari membakar sampah di lahan atau hutan, terutama saat angin kencang. Jangan pernah membuang putung rokok yang masih menyala.
  2. Saat mengadakan camping atau acara di hutan, jangan membuat api unggun di area kering yang rawan terjadi kebakaran. Pastikan api benar-benar sudah padam saat meninggalkan lokasi.
  3. Mengatur aliran air pada lahan gambut agar tanah lembab sehingga tidak mudah terbakar saat musim kemarau dengan membuat saluran air.
  4. Melakukan pengawasan terhadap titik rawan kebakaran, seperti hutan di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
  5. Melakukan pengawasan, patroli, mendirikan pos menara pengawas agar dapat mendeteksi kebakaran lebih dini, serta menyiapkan alarm, alat komunikasi, dan alat pemadam kebakaran yang memadai.
  6. Menyediakan titik penampungan air di sekitar hutan dan area yang rawan terjadi karhutla.
  7. Memberi penyuluhan dan sosialisasi pada warga agar sama-sama waspada, peduli, dan bersinergi mengatasi persoalan karhutla ini.
  8. Memberikan dukungan moral dan material bagi relawan dan petugas saat terjadi kebakaran hutan.
  9. Dll. (Sumber: damkar.bandaacehkota.go.id)

Camping di hutan
Camping di hutan bersama keluarga




Hari ini kita masih bisa tertawa, bersenang-senang, berwisata ke hutan yang asri dan indah. Namun, apa jadinya sepuluh atau lima puluh tahun lagi jika tidak ada yang peduli untuk merawat dan memelihara hutan?

Bukan hanya hutan yang habis dan rusak, tapi juga ekosistem yang ada di dalamnya, akan terganggu atau bahkan punah lho.

Bumi akan makin memanas akibat polusi yang menyebabkan efek rumah kaca. Cuaca tak menentu, anomali musim yang menyebabkan perekonomian masyarakat yang tergantung pada musim juga terganggu, seperti petani tradisional, nelayan, peternak, dll.

#UntukmuBumiku, kita bisa ambil bagian mulai dari hal kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai saat ini juga.


Jadi, kalau ada orang yang pakai parfum wangi kayu-kayuan, kita nggak hanya bisa membayangkan aroma hutan saja. Kita bisa datang langsung ke hutan, menghirup udara segar di sana sepuasnya. 

Kita bisa menikmati khasnya aroma tanah yang basah di bawah rindangnya dedaunan bersama keluarga dan orang-orang terkasih. Bukan aroma sangit kayu dan dedaunan kering yang menyesakkan dada.

Yuk #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan!***




Foto-foto: dokumen pribadi


Blog tentang kecantikan, make up, fesyen, mode, dan budaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Ditunggu tanggapan dan komentarnya ya.