23 April 2020

Tulislah Kebaikan Berbagi, karena Berbagi Kebaikan Itu Menular

Tags

kebaikan berbagi dompet dhuafa DD

Saya masih pengangguran waktu itu. Ketika itu saya menyadari ternyata inspirasi yang begitu dahsyat mengubah hidup dan pola pikir saya bukan datang dari motivator terkenal yang wara wiri di televisi, melainkan dari seorang kuli panggul bernama Haji Udin. Kuli panggul yang sudah haji, siapa dia?

Buku sederhana dari Dompet Dhuafa berjudul “Merajut Masa Depan yang Koyak” yang ditulis oleh Nurbowo dan Sunaryo Adhiatmoko ini, menjadi salah satu buku paling berpengaruh dalam perjalanan hidup saya selanjutnya. Bisa dibilang semacam titik balik kehidupan. Buku ini saya dapatkan dari seorang kawan pada akhir tahun 2004. Tak terasa sudah enam belas tahun berlalu.

Terdengar agak berlebihan, tapi seperti itulah yang terjadi. Kisah-kisah nyata yang disajikan dalam buku ini sangat menginspirasi dan meninggalkan kesan mendalam. 

Salah satu kisah favorit saya dalam buku ini adalah tentang perjuangan hidup Haji Udin dari kuli panggul hingga berhasil menjadi juragan konveksi. Apa yang berkesan? Apa karena saya pernah bekerja jadi buruh konveksi? Bisa jadi memang seperti itu. Lebih dari itu, perjuangan Haji Udin untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi ternyata tak lepas dari salah satu manfaat dari kebaikan berbagi dan zakat.

Haji Udin yang bernama asli Syaifullah, terlahir dari keluarga berada. Beliau mengenyam pendidikan di sejumlah pondok pesantren di Sukabumi, Ciamis, hingga Kediri, Jawa Timur.

Kembali ke kampung halaman di Tanjung Priok, Haji Udin diajak menunaikan ibadah haji oleh kedua orang tua. Tak lama, ia pun menikah. Lepas menikah, Haji Udin berjuang menghidupi keluarga kecilnya dengan bekerja dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dengan upah kecil. Bertahun-tahun hidup dalam kefakiran dan tinggal menumpang pada mertua, Haji Udin akhirnya bisa bangkit dan berhasil menjadi juragan konveksi.

buku tentang kebaikan berbagi
buku "Merajut Masa Depan yang Koyak" yang menginspirasi


Belajar dari Haji Udin, beliau ‘mengajarkan’ pada saya banyak hal. Antara lain:

1.    Semangat kerja keras dan pantang menyerah


Sungguh panjang perjalanan beliau merintis usaha dan memperbaiki ekonomi keluarga. Namun, semangat kerja keras dan pantang menyerah pada akhirnya akan membuahkan hasil.
Haji Udin pernah mengajar bertahun-tahun di Madrasah Diniyah dengan honor Rp 500,- per hari. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari beliau bekerja menjadi kuli panggul dan membantu menunggui dagangan di Pasar Cipulir. Sejak itu Haji Udin mulai belajar berdagang pakaian. Beliau secara berkala membawa barang dagangan ke kampung istri di Balaraja, Tangerang dan mendapatkan banyak keuntungan serta relasi pedagang.

Jauh sebelum itu, Haji Udin pernah bekerja pula menjadi kuli tanam di sawah tetangga,  kuli panggul di pelabuhan, pernah pula mencoba berdagang ikan di Muara Baru, tapi justru merugi. Haji Udin juga pernah menjadi buruh pembuat pallet di Cilegon, lalu mencoba ikut berlayar menangkap ikan bersama para nelayan di Ujung Kulon. Meski begitu, hidupnya tak juga berubah.

Awal mula Haji Udin bangkit dari keterpurukan ekonomi, bermula saat Dompet Dhuafa memberikan bantuan modal cuma-cuma sebesar Rp 500.000,-. Uang tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk modal berdagang. Lebih dari itu, kesempatan dan kepercayaan yang diberikan oleh  Dompet Dhuafa, tak disia-siakan oleh Haji Udin.

Berkat ketekunan beliau, usahanya berkembang hingga memiliki usaha konveksi seragam sekolah dan membuka banyak lapangan kerja bagi warga sekitar tempat tinggal.

 

2.    Orientasi manfaat bagi sesama


Dalam proses merintis usaha, Haji Udin menginginkan manfaat yang dapat dirasakan oleh kerabat dan warga sekitar. Bukan hanya ekonomi keluarganya yang membaik, tapi warga sekitar tempat tinggal pun turut merasakan perubahan yang lebih baik. Semangat ini sejalan dengan konsep hablumminalloh dan hablumminannas yang seimbang.

Membuka lapangan kerja adalah kebaikan berbagi yang diimplementasikan langsung oleh Haji Udin. Dengan mempekerjakan banyak orang, selain mendapatkan keuntungan karena dapat memenuhi pesanan lebih cepat, Haji Udin juga mendapat berkah dari doa para karyawan. Haji Udin mendapat keberkahan karena menjadi jalan rizki bagi mereka yang membantunya berwirausaha.

Layaknya pohon yang ditanam, kebaikan berbagi akan menghasilkan cabang-cabang. Lalu dari cabang-cabang itu akan tumbuh pula ranting yang banyak. Seperti itu pula manfaat kebaikan berbagi.

 

3.    Dana usaha yang berkah bersumber dari zakat dan sedekah


Suksesnya usaha Haji Udin tak lepas dari sumber dana yang berkah. Dompet Dhuafa yang sudah terpercaya mengelola dana zakat, wakaf, dan sedekah selama lebih dari 25 tahun, menjadi sumber dana usaha Haji Udin.

Benar kata pepatah bahwa sesuatu yang baik tumbuh dari sumber bibit yang baik pula. Salah satu program pengelolaan zakat dan sedekah oleh Dompet Dhuafa adalah dengan mendukung pemberdayaan umat dalam bidang ekonomi. Bantuan permodalan UMKM yang diterima seperti oleh masyarakat seperti Haji Udin tersebut, memberi kesempatan bagi masyarakat untuk memiliki kemandirian ekonomi.

4.    Tulislah kebaikan, agar kebaikan itu menular


Tulisan dalam buku yang saya dapatkan pada tahun 2004 itu masih membekas dalam ingatan saya sampai hari ini.

Dengan diterbitkannya dan kemudian dibaca oleh berbagai kalangan termasuk saya, maka Haji Udin-Haji Udin yang lain akan tumbuh karena termotivasi tulisan dalam buku ini. Buku ini pun saya pinjamkan melalui Pojok Baca yang saya kelola di rumah agar makin banyak yang terinspirasi.

kebaikan berbagi yang ditulis akan abadi
kisah Haji Udin bangkit dari keterpurukan ekonomi


Setidaknya bagi saya pribadi banyak pelajaran yang saya tiru. Semacam pepatah, "apa yang ada dalam pikiranmu, maka seperti itulah yang akan kamu capai."

Pengalaman hidup saya pastilah kalah jauh jika dibandingkan dengan Haji Udin. Namun, kesan mendalam dari kisah Haji Udin seperti menuntun saya dalam melangkah dan kuat menghadapi berbagai cobaan. Saya pernah mengalami masa-masa dalam kesulitan ekonomi. 


Banyak yang saya tiru dari kisah Haji Udin. Antara lain:

1.    Pantang menyerah dan kerja keras


Sejak menikah, penghasilan suami yang saat itu bekerja di pabrik benang di kawasan Pasar Kemis Tangerang, tak cukup menghidupi keluarga kecil kami. Gaji suami sudah habis dipotong koperasi pabrik untuk membayar hutang yang cukup besar untuk modal pernikahan. Maklum, suami saya yatim piatu. Beliau mengurus sendiri semua keperluan pernikahan dengan bantuan pinjaman hutang dari koperasi.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup, saya dan suami mencari tambahan penghasilan. Mulai dari membuka usaha jahitan, berjualan kerudung door to door, cetak foto hp, membuat aneka kue yang dijual di koperasi pabrik, sampai berjualan roti bakar keliling, dan lain-lain.
Jauh sebelum menikah saya sendiri pernah menjahit di konveksi, lalu bekerja di pabrik di Bandung, pernah pula menjadi sales keliling di Cimone Tangerang yang menjajakan dagangan dengan berjalan kaki dari rumah ke rumah. Kerja keras dan pantang menyerah, semangat yang saya dapatkan dari kisah Haji Udin inilah yang saya tiru.

 

 2.    Membuka usaha yang bermanfaat bagi orang lain


Saat pabrik benang tempat suami bekerja bangkrut, saya dan suami melanjutkan usaha jahitan di kampung halaman. Uang tabungan yang tersisa ditambah pesangon yang tak terlalu besar, kami manfaatkan sebagai modal usaha.

Selain menjahit, kami membuka toko perlengkapan jahit yang menyediakan berbagai kebutuhan usaha konveksi yang mulai banyak bermunculan di kampung.

Alhamdulillah, usaha kami maju pesat. Kami pun melebarkan sayap membuka usaha di bidang jasa Wedding Organizer (WO) dan rias pengantin. Untuk menekan modal, saya membuat sendiri gaun-gaun pengantin. Kami mulai mempekerjakan asisten yang membantu pekerjaan jahitan agar lebih cepat.

Usaha WO kami maju pesat. Dalam waktu empat tahun kami sudah mempekerjakan 8 hingga 12 orang yang membantu pekerjaan kami setiap ada job. Kami memiliki tim dekorator sendiri untuk berbagai event, baik pernikahan, pertunangan, ulang tahun, pengajian, maupun acara-acara lain.

Selain itu, rekanan dan patner vendor pun banyak merasakan manfaatnya, antara lain jasa fotografer, videografer, MC, pekerja hiburan seperti grup organ music, penari, pelawak, dan vendor lain sesuai dengan keinginan klien. Saat kami banyak job, maka rekanan vendor pun ikut senang.

Kami senang usaha ini memberi manfaat dan menjadi jalan rizki bagi orang lain, seperti usaha milik Haji Udin. 

membuka lapangan kerja juga berbagi
seperti Haji Udin, usaha kami pun banyak membuka lapangan kerja


3.    Zakat dan sedekah


“Kalian dibesarkan oleh orang-orang kecil di sekitar kalian,” demikian Nabi Muhammad SAW mengingatkan. Itulah penggalan yang tertulis pada pengantar buku “Merajut Masa Depan yang Koyak” oleh Iqbal Setyarso.

Seseorang dipanggil “Boss” karena banyak orang yang membantu pekerjaannya. “Ajengan” adalah sebutan bagi orang yang memiliki banyak santri yang ngawula padanya. Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk nasibnya di antara mereka karena semua sudah ketetapan dariNya.

Sebab harta hanyalah titipan, maka sudah sepantasnya yang ditetapkan Tuhan dititipi lebih banyak materi keduniawian membantu mereka yang masih dalam kekurangan.

Kami menyadari kehidupan ini berputar. Zakat pun sudah memiliki ketentuan. Setiap tahun, kami memberikan zakat sesuai nisab dan juga sedekah sesuai kemampuan.

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim. Zakat memiliki keutamaan di antaranya:
a.    Orang yang berzakat dijanjikan masuk syurga.
b.    Orang yang berzakat diampuni dosa dan kesalahannya.
c.    Orang yang berzakat mendapat petunjuk dan hidayah dalam segala urusan.
d.    Orang yang berzakat mendapat pahala yang berlipat ganda.
e.    Harta yang dimiliki orang yang berzakat akan menjadi bersih, bertambah, dan berkembang semakin baik.

zakat dikelola mendukung industri kreatif
program terpadu untuk meningkatkan keterampilan dan wirausaha

Dari zakat, wakaf, dan sedekah inilah kehidupan menjadi selaras dan seimbang. Kesenjangan sosial akan berkurang. Saat dulu kami berkekurangan materi, sedekah dari kerabat meringankan beban ekonomi keluarga kami. Maka saat kami sedang berkecukupan, saat itulah Tuhan sedang memberi kesempatan pada kami mendapatkan pahala zakat dan sedekah.

Tentu, bersedekah tak perlu menunggu berkecukupan. Sebab pahala sedekah diperuntukkan bagi siapapun yang mau melakukannya. Dompet Dhuafa adalah lembaga yang mengelola zakat, wakaf, infak sedekah, dan donasi kemanusiaan lain yang legal dan amanah.

Donasi melalui dompetdhuafa mulai dari Rp 10.000,-. Jadi, siapapun bisa berdonasi sesuai kemampuan.

Di masa pandemi korona seperti ini, donasi dari berbagai pihak sangat diperlukan. Pastikan untuk memercayakan donasi kita pada lembaga yang sudah terpercaya agar kebaikan berbagi bisa dirasakan oleh mereka yang benar-benar membutuhkan.


zakat di dompet dhuafa dikelola amanah
zakat dan donasi dikelola dengan amanah oleh Dompet Dhuafa

 

4.    Kebaikan berbagi perlu dituliskan


Bercermin dari kisah-kisah dalam buku ini, menulis kebaikan berbagi bukan untuk riya atau dipamerkan. Namun, dengan menuliskannya maka syiar sudah dijalankan dan siapa saja dan di mana saja orang yang membaca akan tertular semangat kebaikan berbagi.

Zaman sudah sesedemikian maju. Tulislah kebaikan melalui media cetak maupun elektronik. Baik dengan menerbitkan buku maupun dengan menulis di weblog ataupun media sosial.

Menulislah, karena kebaikan yang ditulis akan menular.***






“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”



Blog tentang kecantikan, make up, fesyen, mode, dan budaya

26 komentar:

  1. Tulisannya sangat menginspirasi, Mak. Keren. 👍👍👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga makin banyak lagi yang bisa sukses berkat zakat, sedekah maupun donasi.

      Hapus
  2. Kalo baca kisahnya haji Udin saya teringat dengan ustadz di kampung halaman saya. Biarpun dipanggil ustaz tapi dia tetap mau bekerja kasar seperti jadi kuli bangunan ataupun jualan nasi goreng. Kenapa saya tahu? Karena saya sering beli nasi gorengnya kalo pulang kampung dan lihat dia jadi tukang bangunan kalo ada yang bangun rumah.

    Alhamdulillah sekarang dia sudah punya rumah sendiri biarpun belum jadi juragan.😊

    Tulislah kebaikan biarpun cuma dikolom komentar ya mbak.😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo dukung program berbagi dan menebar kebaikan di dompet dhuafa agar makin banyak yang terbantu ekonominya.

      Hapus
  3. Bagus banget Mak, tulisannya. Sungguh menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk berjuang sama-sama.
      Saling membantu agar makin banyak yang terbantu.

      Hapus
  4. Masya Allah. Inspirasi kebaikan memang bisa dateng dari mana aja, dari siapa aja ya. Semoga kita juga bisa menginspirasi orang lain untuk berbuat kebaikan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin teh.
      Semangat saling bantu perlu ditularkan, kalau virus yang itu mah biarin pergi aja jangan sampe tertular :)

      Hapus
  5. Membuka usaha buat orang lain itu snagat penting.
    Saya rencana juga mau seperti itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan lupa zakat dan sedekah biar makin berkah

      Hapus
  6. Setuju banget, berbagilah semampu yang bisa dilakukan
    Termasuk jika hanya bisa menulis yang bisa menginpirasi orang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Ambu.
      Terus berbagi, terus menulis kebaikan berbagi.
      Semoga makin banyak yang tertular virus kebaikan.

      Hapus
  7. isi buku yang dibaca emang kadang sangat mempengaruhi pikiran ya mbak, menjadi motivasi untuk bisa megikuti jejak kebaikannya.

    Semoga sukses dengan lombanya, mendapat hasil terbaik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.
      Betul mbak. Pahala menulis kebaikan berbagi insya Alloh juga mengalir.
      Sukses juga buat mba Nanik.

      Hapus
  8. Semangat dan keuletan yang harus dicontoh ya Mbak, karena tidak banyak yang mau melakukannya. Buat pengingat aku juga nih biar selalu semangat jdi freelancer

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat mba.
      Yuk terus menulis dan jangan lupa berbagi.

      Hapus
  9. Masyaallah haji Udin dari bantuan 500k di dompet dhuafa hingga akhirnya bisa jadi juragan konveksi, sungguh menginspirasi ya mbak. Mbaknya juga ih kece punya usaha WO. Terima kasih karena menebarkan inspirasinya lewat tulisan ini dan juga jadi pengingat untuk berzakat dan bersedekah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih juga sudah berkunjung.
      Zakat dan sedekah sudah banyak membantu mereka yang membutuhkan.
      Semoga makin banyak yang tertular semangat haji udin.

      Hapus
  10. Masya Allah ya kalau kita rajin memberi pasti akan menghasilkan perasaan yang bahagia dan bermanfaat bagi orang lain seolah-olah akan semakin menambah kenikmatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak.
      Meski dunia bukan tempat pembalasan dan semua akan dibalas kelak di yaumulhisab, tapi buah perbuatan baik bisa langsung dirasakan.
      Perasaan bahagia jika bisa saling membantu sesama.

      Hapus
  11. Masya Allah, ya, Mbak. Memang betul, sukses yang sebenarnya kalau kita udah bisa bermanfaat bagi orang banyak. Sukses sendirian nggak akan sempurna kecuali kita juga bantu yang lain supaya bisa hidup layak. Nggak banyak orang mau peduli dengan orang lain apalagi di zaman sekarang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. mudah-mudahan dengan menuliskan kebaikan berbagi, akan makin banyak yang tertular untuk berbagi kebaikan.

      Hapus
  12. Tulislah kebaikan ya mbak.. aku kadang ragu soal ini. masalahnya takut dikira pamer atau apa. Tapi setelah baca ini, persfektif aku jadi berbeda. Aku alhamdulillah juga sudah membuka usaha kecil2an untuk orang lain. Semoga selalu berkah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah
      Makin banyak yang bisa membuka usaha, makin bagus, turut serta membuka jalan rizki bagi orang lain.

      Jangan ragu menuliskan hal baik. Jika khawatir riya, subyek bisa diganti orang lain dengan nama fiktif.

      Hapus
  13. Semua berawak dari yang kecil. Yang penting kita mau berusaha dan bekerja keras. Kisah pak udik jadi pelajaran buat kita bahwa pada akhirnya kita bisa sukses juga meraih sesuatu yang luar biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak.
      Asalkan tekun dan ulet, juga memikirkan nasib sesama dgn membuka peluang kerja. Berkah kebaikan berlipat-lipat.

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung. Ditunggu tanggapan dan komentarnya ya.