23 Agustus 2019

Tes STIFIn Finger Print Untuk Mengetahui Potensi Kecerdasan Anak

Pernah dengar tes STIFIn? Apa sih tes STIFIn? Baru dengar sekarang? Saya juga baru mendengarnya bulan lalu, terus langsung tertarik buat nyoba

Memang, sembilan dari sepuluh orang responden Indonesia belum mengetahui tentang STIFIn. Sedangkan delapan dari sepuluh orang responden Malaysia justru sudah melakukan tes STIFIn. Tes ini bahkan sudah direkomendasikan oleh perusahaan-perusahaan besar yang melakukan rekrutmen karyawan di Malaysia. Padahal penemu tes ini, Bapak Farid Poniman, asli Indonesia lho.

Bunda Chairina Hasjiem Achier, Psi (Bunda Ina) dari STIFIn Bekasi kami undang khusus untuk tes dan konseling di rumah. Kebetulan akhir liburan lalu saya dan keluarga sedang liburan ke rumah saudara di Jakarta.

TES STIFIn


Tes STIFIn adalah tes dengan metode membaca sidik jari untuk mengetahui potensi kecerdasan anak. Tes ini sudah bisa dilakukan sejak usia dua tahun hingga usia berapapun dan bersifat permanen.

Saya dan kedua anak saya melakukan tes ini dengan harapan, kami, sebagai orang tua bisa mengarahkan anak pada pola belajar dengan tepat serta mengetahui minat dan bakat anak-anak. 

Sejak muncul teori yang menyatakan bahwa semua anak cerdas, jujur saya sangat penasaran dengan potensi kecerdasan saya sendiri sejak masih sekolah dulu. Namun ternyata, kesempatan itu baru datang setelah saya menjadi orang tua, haha! Hal ini karena saya sendiri merasa lemah di bidang tertentu tapi sangat bersemangat dan antusias di bidang lain. Nah, berdasarkan rasa penasaran inilah saya mengikuti tes STIFIn ini. Di bidang apakah anak-anak saya bisa menonjol? Lalu bagaimana gaya belajar yang efektif sesuai karakternya? Apa yang perlu ditingkatkan dan apa yang harus diubah agar kemampuannya makin terasah? Kira-kira pertanyaan-pertanyaan seperti ini yang membuat saya penasaran.

Itu tes untuk anak-anak. Lalu, mengapa saya juga ikut-ikutan tes segala? Toh, saya sudah mantap dengan pekerjaan sekarang. Nah, saya mengikuti tes ini untuk menyesuaikan cara mendidik anak-anak sesuai gaya dan karakter saya. Ibaratnya, saya harus sudah selesai dengan diri sendiri dulu sebelum mulai membentuk karakter anak-anak.

BAGAIMANA CARANYA


Tes ini mirip perekaman sidik jari saat pembuatan KTP, yaitu dengan menempelkan jari-jari satu demi satu sampai sepuluh jari terekam. Scanner kecil yang terhubung dengan komputer langsung membaca pola sidik jari kita. Setelah semua sidik jari terekam, Bunda Ina mengakses hasilnya secara online dari STIFIn pusat. Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, hasil tes pun keluar.

 

HASILNYA?


Jeng jeng jeng!
Hasil tes yang pertama keluar adalah anak sulung saya Tsabi. Tsabi ini 'terdeteksi' sebagai Intuiting ekstrovert (Ie). Lalu saya membujuk si Adik untuk mengikuti juga tes ini. Dan hasilnya sama dengan kakaknya, Ie juga. 

Penjabaran tentang karakter Ie ini membuat saya makin penasaran dengan diri sendiri. Jangan-jangan saya orang Intuiting ekstrovert juga. Secara ciri-ciri yang Bunda Ina terangkan makin lama makin mirip dengan yang saya rasakan. 

Dan setelah dites... saya pun orang Ie juga!

Kau tahu apa sebutan bagi 'kaum' Ie? Orang-orang Ie sering disebut manusia langit karena memiliki daya pikir dan imajinasi yang tinggi. Orang-orang kebanyakan tidak paham dengan cara berpikir orang Ie yang nyeleneh dan berbeda.

Di Indonesia sendiri, metode belajar yang sesuai dengan orang Ie belum maksimal. Metode yang paling mendekati dan cocok untuk orang Ie adalah kurikulum duaribu tigabelas (Kurtilas).

Bunda Ina sampai speechless lho, membayangkan wujud rumah kami. Menurutnya, satu orang Ie saja dalam satu rumah sudah cukup membuat seisi rumah berantakan. Bayangkan ada tiga Ie dalam satu rumah saya!

Saya dan kakak saya ketawa sepanjang konseling, menertawakan kebiasaan yang setelah dipikir-pikir ternyata lucu juga. Banyak hal menjadi potensi pergesekan antar anggota keluarga yang disebabkan ketidaktahuan karakter. Saya sering berbeda pendapat dengan kakak saya. Setelah dites, kakak saya ternyata seorang Sensing ekstrovert (Se). Dengan tes STIFIn ini, setelah mengetahui karakter dan kebiasaan sesuai genetik, kita sih berharap lebih bisa saling memahami sesama anggota keluarga.

Oh ya, tes STIFIn ini ada sertifikatnya lho. Karena sifatnya yang genetik dan permanen, nantinya semakin dewasa kita memiliki arah yang mantap untuk diikuti, baik studi maupun karir. 

Bagi yang berniat mengikuti tes STIFIn ini, silakan hubungi cabang di kota-kota besar seluruh Indonesia. Tarif tes Rp 350.000,- berlaku seluruh Indonesia di luar sesi konseling.***

perekaman sidik jari dengan scanner

sertifikat hasil tes



Blog tentang kecantikan, make up, fesyen, mode, dan budaya

25 komentar:

  1. Kalau untuk anak dari usia berapa mba sudah bisa tes StiFin?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejak dua tahun sudah bisa mbak Iid dan sifatnya permanen, seumur hidup

      Hapus
  2. Kedua putri saya dulu tes namanya IDM cuma ibu jari aja mba, tapi keliatan sih otak mana yang lebih besar dia gunakan untuk berpikir dan profesi apa aja yang cocok

    BalasHapus
  3. Ho... menarik juga ya bun bisa tahu potensi diri hanya dari scan sidik jari. Itu murni scan sidik jari aja bun? Enggak ada tambahan wawancara atau isi2 apa gitu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dengan sidik jari saja. Ngga ada isi atau jawab pertanyaan apa2 seperti tes IQ.

      Hapus
  4. Dimulai dari usia 2 tahun anak sudah bisa tes StiFin ya ... Kak ?

    BalasHapus
  5. Anak anak saya juga ikut test ini, dianjurkan bimbelnya dan harus bayar Rp 1 juta, sekitar 5 tahun lalu

    Saya sendiri kurang setuju, karena inteligensi seseorang bertambah sementara sidik jari tetap

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang ini berbeda dengan test intelegensi. Tes STIFIn membaca potensi dasar dan gambaran umum seseorang sesuai personal genetik.

      Hapus
  6. Kalau biaya untuk konselingnya berapa? Abis tes trus nggak konseling kan malah bingung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Konseling sekitarnya Teh.
      Saya kemarin test 6 orang, sesi konseling keseluruhan ngasih 500 ribu untuk 6 orang ini.

      Hapus
  7. Setelah tes adakah paketnya, Mbak..misal tindak lanjut untuk pengaplikasian atau sekedar tes saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada grup menulis WA sesuai personal genetik, grup telegram seputar parenting sesuai genetik, program pengelolaan BB dan kecantikan, semuanya dipandu langsung oleh promotor yang berpengalaman di bidangnya masing2 secara gratis.

      Hapus
  8. Wah ini nih yang diomongin temenku beberapa waktu yang lalu. Anaknya ikut tes potensi kecerdasan dengan metode finger print. Aku awalnya gak percaya, tapi yang aku lihat, hasilnya medekati benar. Aku jadi kepengen ngetes anak-anakku deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang saya rasakan setelah es ini adalah saya makin tahu bagaimana cara mengembangkan potensi anak tanpa membandingkan mereka satu dengan lainnya karena setiap anak itu unik.

      Hapus
  9. Sudah lama denger tentang test stiffin ini. Tapi bekum pernah nyoba. Baru sekarang juga punya anak. Hahaha.

    Termasuk murah ya Mbak harga segitu untuk mengetahui potensi kecerdasan anak.

    BalasHapus
  10. Mudah banget yaa mba tesnya hanya pakai sidik jari untuk tahu minat dan bakat anak. Tar mau coba ah buat anakku juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa dicoba mbak. Kepoin sosmednya dulu boleh

      Hapus
  11. Sekarang semua serba digital ya bahkan untuk mengetahui bakat seorang anak pun tinggal ambil sidik jari...

    BalasHapus
  12. Wah asik juga ya mengenali potensi setiap anak dengan ikut tes Stifin ini. Di kota besar, berarti di SEmarang udah ada ya?

    BalasHapus
  13. Waahh, asyik juga bisa mengenal karakter dan potensi anak

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Ditunggu tanggapan dan komentarnya ya.