Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan
25 September 2020

Minum Indomilk Susu Bubuk, Maksimalkan Anak Tumbuh Tinggi, Tangguh, dan Tanggap

indomilk susu bubuk

Siapa sih, yang tidak bangga memiliki anak yang tumbuh tinggi, tangguh, tanggap, sehat, dan cerdas? Semua orang tua pasti akan sangat bahagia dong, pastinya. Anak tumbuh tinggi, tangguh, tanggap, sehat, dan cerdas tidak bisa terwujud sendiri loh ya, ada faktor dari dalam dan dari luar yang bisa mendukung.

Sedikit cerita nih, bulan Pebruari lalu, sebelum pandemi covid-19 dan sebelum dilaksanakan pembelajaran jarak jauh, Si Bujang mengikuti Lomba Pesta Siaga Pramuka. Peserta Pesta Siaga adalah anggota pramuka yang belum berumur sebelas tahun. Peserta yang terpilih sebagian besar anak dari kelas 4 dan kelas 5. Rupanya, beberapa anak yang menonjol di kelas 3, dipilih untuk menjadi peserta cadangan, termasuk si Bujang.

Saat itu sepulang sekolah, dengan riang gembira si Bujang memberitahukan bahwa dia terpilih sebagai salah satu peserta Pesta Siaga. Nampak sekali kalau si Bujang begitu bersemangat. Saya pun tak kalah bersemangat menyambut baik berita itu. Beberapa persiapan kami rancang bersama-sama selama masa persiapan jelang pelaksanaan Pesta Siaga.

Nah, dalam perlombaan apapun, tentunya peserta ditargetkan untuk mendapatkan nilai yang tinggi dan menjadi pemenang. Berlatih dengan giat, tentu menjadi satu keharusan jika ingin mencapai target tersebut.

Minggu pertama, semua berjalan lancar. Minggu kedua berlatih, semangat si Bujang agak mengendur ketika teman satu kelasnya banyak yang mengundurkan diri karena menjadi peserta cadangan. Rupanya, menjadi peserta cadangan bukan posisi yang keren menurut mereka. Saya pun mencoba berbicara, apakah ia akan mengundurkan diri saja seperti teman-teman satu kelasnya, atau akan tetap maju meski 'hanya' menjadi peserta cadangan. Si Bujang bilang, dia ingin tetap mengikuti Pesta Siaga itu, tapi tidak ada kawan saat berangkat dan pulang latihan. Menurut temannya, tidak berlatih pun tidak apa-apa karena hanya peserta cadangan.

Saya beri gambaran pada si Bujang, bahwa menjadi peserta cadangan itu sama penting dengan peserta inti. Peserta cadangan harus sama pintar dengan peserta inti, agar ketika sewaktu-waktu ditugaskan menggantikan peserta inti, ia sudah siap. Menjadi Pramuka harus tinggi semangatnya, tangguh, dan juga tanggap.

"Kamu pernah lihat mobil jeep yang ada ban cadangan menempel di belakang? Apa jadinya jika ban cadangan yang dibawa itu rusak, bocor, dan kempes? Jika tiba-tiba ban mobil meledak di jalan, sedangkan ban cadangannya rusak, apa yang akan terjadi? Mobil tidak bisa jalan meski membawa ban cadangan. Karena itu, peserta cadangan juga harus sama bagus dengan peserta inti. Nggak usah dipikirkan apakah menjadi cadangan atau tim inti, pokoknya latihan yang giat, agar nanti bisa mengikuti semua perlombaan. Kalau kamu berlatih, pintarnya juga buat kamu sendiri, bukan buat Pak Guru atau teman yang lain. Oke? " begitu yang saya katakan pada Si Bujang. Mendengar itu, si Bujang bersemangat lagi untuk berangkat latihan.


Baca juga: Khitan di Masa Pandemi Corona, Mungkinkah?


Pekan ketiga si Bujang berlatih di sekolah untuk perlombaan pesta siaga, ia kembali down. Teman-temannya dari kelas 4 dan 5 yang notabene lebih besar, sudah menguasai permainan tradisional yang akan dilombakan dalam pesta siaga tahun ini, yaitu permainan egrang. Egrang adalah permainan tradisional yang dimainkan dengan menaiki dua buah batang bambu lalu berjalan secara seimbang. Si Bujang sama sekali belum bisa. Setiap sore sepulang sekolah, ia bersemangat sekali belajar egrang. Namun, keesokan harinya ia kembali down dan merasa tidak akan sanggup mengejar ketertinggalan teman-teman peserta lain.

Melihat wajahnya yang putus asa, saya pun terenyuh. Saya ajak si Bujang bicara empat mata. Saya katakan sama dia, "Nggak apa-apa kok kalau kamu nggak jadi ikut Pesta Siaga tahun ini. Kan masih ada tahun depan."

Apa jawab si Bujang? "Aku pengin ikut, tapi nggak mau main egrangnya. Kalau aku nggak ikut, takut Pak Guru marah," jawabnya dengan emosi campur aduk menahan tangis.

Saya kemudian bilang, "Nanti Ummi yang ngomong sama Pak Guru, ikutnya tahun depan karena masih kelas 3. Pak Guru nggak bakal marah. Sekarang, kamu latihan egrang buat senang-senang aja. Bisa egrang itu seru loh! Bisa kelihatan tinggiiii kaya badut di karnaval. Eh, nggak bisa egrang juga nggak apa-apa sih, tapi kalau pengin bisa, kita latihan lagi. Setuju?"

Si Bujang tampak lega. Sore itu ia bersemangat belajar egrang tanpa beban. Jatuh, bangun lagi, belajar lagi. Tawanya meledak setiap kali terjatuh dan bangun. Ia belajar dengan hati ringan, dan menikmati permainan egrang sebagai kesenangan saja. Dua hari kemudian, si Bujang sudah bisa berjalan dengan egrang seperti teman-temannya yang lain.

Pagi hari setelah tiga hari absen sebagai peserta pramuka pesta siaga, tiba-tiba si Bujang bilang, "Mi, aku mau ikut Pesta Siaga aja. Nanti aku pulang sore latihan dulu."


indomilk susu bubuk
Indomilk susu bubuk bantu anak tumbuh tinggi, tangguh, tanggap



Agar Anak Tumbuh Tinggi, Tangguh, dan Tanggap



Meski sebagian orang menganggap perlombaan yang diwajibkan oleh sekolah tidak mendukung eksplorasi minat dan bakat anak, tapi masih banyak pula manfaat yang bisa diperolah. Di antaranya:

1. Anak lebih banyak bergerak sehingga cepat tinggi


Di masa sekarang, aktifitas fisik anak makin jauh berkurang. Maraknya game online, membuat anak makin malas bergerak. Dengan adanya lomba seperti Pesta Siaga ini, anak menjadi lebih bergerak aktif. Permainan tradisional seperti egrang yang mengharuskan anak bergerak, membuat anak cepat tumbuh tinggi.


2. Membentuk mental tangguh


Ketika mengikuti lomba, anak dapat belajar arti perjuangan. Jika ingin mencapai tujuan dan mewujudkan harapan, maka seseorang harus tangguh dan pantang menyerah. Meski awalnya gagal, dengan berlatih terus menerus maka keberhasilan akan bisa diraih.


3. Melatih anak untuk tanggap


Dalam perlombaan berkelompok, anak berlatih untuk selalu tanggap terhadap instruksi pembina dan juga tanggap terhadap teman-teman. menjadi bagian dari tim tentu tak bisa egois dan hanya memikirkan diri sendiri. Masing-masing peserta harus tanggap dan saling peduli.


Jadi, mengikuti lomba pun dapat membantu anak tumbuh tinggi, tangguh, tanggap. Sama seperti manfaat susu bubuk kesukaan Si Bujang. Hehe....


tinggi, tangguh, tanggap
indomilk susu bubuk mengandung omega 3 yang bagus untuk otak



Menyiapkan Fisik yang Kuat Jauh-jauh Hari dengan Indomilk Susu Bubuk



Latihan pramuka untuk persiapan Pesta Siaga dilaksanan di sekolah selama hampir dua bulan, sejak Januari sampai Pebruari 2020. Setelah selesai jam pelajaran, para peserta yang terpilih dari kelas 3, 4, dan kelas 5, akan dikumpulkan dalam satu ruangan dan berlatih bersama guru dan Kakak Pembina. Praktis, waktu anak di sekolah menjadi lebih lama dan panjang. Energi menjadi semakin terkuras. 

Saya menyiapkan beberapa hal berikut untuk menunjang dan menyiapkan fisik si Bujang agar tetap kuat


1. Sarapan dan minum susu bubuk untuk anak


Sebelum berangkat sekolah, saya selalu mengharuskan anak-anak agar rutin sarapan. Sarapan sangat penting sebagai 'bekal' bagi tubuh dalam beraktifitas hingga siang. Tubuh yang saat tidur malam beristirahat dan tidak mendapat asupan makanan, membutuhkan sumber energi baru. Dengan sarapan, energi diperbarui, konsetrasi pun terjaga. 

Biasanya, si Bujang paling suka sarapan dengan nasi goreng, mi goreng, atau roti lapis. Segelas susu setiap pagi juga penting loh.

Oh ya, susu bubuk untuk anak, selain menambah energi juga banyak manfaat lainnya. Seperti Indomilk susu bubuk ini. Indomilk susu bubuk mengandung Opti Nutri, yaitu Omega 3 (asam linoleat), sumber protein serta kalsium yang tinggi. Si Bujang paling suka rasa coklat, meski Indomilk susu bubuk juga tersedia varian yang full cream (bebas gula) dan rasa plain (bebas gula). Indomilk susu bubuk instan cokelat ini memang enak, tidak terlalu manis dan gurih. 

Kadang saya ikut menghabiskan juga kalau si Bujang atau si Sulung tidak menghabiskan susunya karena kekenyangan, hihi.... Emak ikut minum susu? Boleh dong.

Manfaat susu bubuk yang diperoleh dengan sarapan Indomilk susu bubuk setiap pagi pastinya akan sangat menunjang tinggi pertumbuhan badan, makin tangguh hadapi tantangan, serta tanggap dalam menyerap pelajaran. Cara membuatnya sangat mudah, yaitu, 4 sendok makan Indomilk susu bubuk ditambahkan segelas air masak hangat, lalu diaduk. Anak-anak bisa membuat sendiri setiap pagi dan sore hari. Untuk aturan konsumsinya, Indomilk susu bubuk untuk usia berapa? Indomilk susu bubuk dapat dikonsumsi untuk anak usia 5 hingga 12 tahun ya.


Baca juga: Lebaran 2020 di Rumah Saja, Wellcome to The New Normal

2. Membawa bekal makan siang yang bergizi


Biasanya, kegiatan belajar mengajar sekolah negeri di kampung kami hanya berlangsung hingga tengah hari. Bahkan untuk kelas 3, jam 11 siang pun pembelajaran sudah selesai. Maka, saya tidak pernah membawakan bekal makan siang untuk si Bujang karena ia bisa makan siang di rumah. Nah, selama masa persiapan Pesta Siaga, saya membawakan bekal makan siang agar tidak perlu pulang ke rumah. Kebetulan, jarak sekolah dari rumah lumayan jauh dan ditempuh dengan jalan kaki.

Sebenarnya ada kantin yang menjual berbagai macam makanan. Namun, jika membawa bekal makan siang sendiri, hati ini merasa lebih tenang. Makanan yang dijual di kantin sebagian besar hanya makanan ringan. Tidak ada makanan berat yang bisa mengganjal perut mengganti energi yang sudah terkuras dari pagi sampai siang.

Karena membuat sendiri, inginnya sih, bekal makan siang bisa bervariasi menyesuaikan kesukaan si Bujang. Namun, apa daya, mak-emak selalu riweuh setiap pagi dan tak sempat membuat macam-macam makanan. Mentok-mentoknya, paling sering saya bawakan nasi putih dengan lauk ayam goreng, ikan goreng, atau telur dadar saja. Hihihi....

Oh ya, selain Indomilk susu bubuk ini tersedia dalam kemasan 400 gram, 800 gram, ada juga kemasan sachet satu kali penyajian 37 gram dan 27 gram. 

Nah, kemasan sachet ini praktis di bawa ke mana-mana, termasuk untuk bekal ke sekolah ya. Tinggal dituang, tambahkan dengan air hangat, aduk, lalu diminum. Praktis dan mudah.

Botol ukuran sekitar 160 ml - 185 ml ini pas untuk satu saset Indomilk susu bubuk. Setara sih dengan satu gelas porsi sekali minum buat si Bujang.


Indomilk susu bubuk
Kemasan saset 27gr (plain) dan 37gr (coklat)


Selain praktis, Indomilk susu bubuk kemasan saset ini mudah didapat di toko-toko sekitar rumah. Harganya pun sangat terjangkau, harga ecerannya cuma Rp 3.000,-. Karena sekarang lagi promo beli 5 gratis 1, jadi jatuhnya per saset hanya Rp 2.200,- saja. Sangat terjangkau kan?

Nutrisi dalam Indomilk susu bubuk kemasan saset  mengandung Optinutri yaitu Omega 3, sumber protein, dan juga tinggi kalsium, sama dengan Indomilk susu bubuk kemasan kotak.



3. Sayur dan buah segar bisa dicampur susu bubuk untuk anak?


Dua makanan ini biasanya anak agak pilih-pilih, sih. Terutama sayur. Si Bujang hanya menyukai sayur sop. Sedangkan jenis buah masih banyak disukai asal manis rasanya. Seperti semangka, pisang, apel, apel pir. 

Beberapa jenis sayuran yang banyak mengandung protein nabati dan kalsium tinggi kurang disukai si Bujang, seperti kacang-kacangan, tahu, dan tempe. Nah, Indomilk susu bubuk ini merupakan sumber protein dan kalsium yang tinggi. Jadi, kebutuhan nutrisi anak tetap bisa tercukupi untuk maksimalkan anak tumbuh tinggi, tangguh, tanggap. Bagaimana caranya? 

Nah, agar anak tetap memperoleh manfaat buah dan sayur, beberapa buah dengan rasa tidak manis bisa dibikin camilan enak. Bisa dibuat smoothies sayur yang ditambahkan susu bubuk untuk anak. Rasanya endes dan disukai anak-anak. Selain smoothies bisa juga dibuat puding buah dengan fla dari susu dan madu.

Selain protein dan kalsium, omega 3 atau disebut juga asam linoleat, juga terdapat dalam Indomilk susu bubuk. Omega 3 merupakan si pencetus perkembangan otak anak. 

Omega 3 sendiri merupakan salah satu jenis asam lemak baik. Hasil penelitian dari Oxford University menyebutkan manfaat omega 3 sangat banyak, antara lain: meningkatkan kecerdasan anak dalam menangkap pelajaran. Selain itu asam linoleat juga meningkatkan kemampuan membaca dan mencatat pelajaran, mencegah berbagai penyakit yang menghambat tumbuh kembang anak, meningkatkan kesehatan mental. Jadi sudah sangat tepat, jika minum Indomilk susu bubuk itu penting dan bermanfaat sekali agar anak tumbuh tinggi secara fisik, tangguh menghadapi tantangan, dan juga tanggap dalam menyerap pelajaran.

Indomilk susu bubuk ini dari Indofood yang sudah terpercaya dalam menjaga mutu produk. Indomilk susu bubuk untuk usia berapa? Susu bubuk ini bisa diminum untuk anak usia 5 sampai 12 tahun. 

Susu bubuk untuk anak ini tidak cocok untuk anak usia di bawah 1 tahun. Pastikan kemasan dalam kondisi baik saat membeli. Setelah dibuka, lipat kembali sachet dengan rapat, dan simpan di tempat yang sejuk dan kering. Jangan disimpan dalam lemari pendingin ya. Setelah dibuka kemasannya, sebaiknya Indomilk susu bubuk ini segera dikonsumsi maksimal 2 minggu. Jika sudah terjadi perubahan pada bau, warna, dan rasa, jangan diminum lagi ya.

Selamat membersamai dan memaksimalkan anak tumbuh tinggi, tangguh, dan tanggap bersama Indomilk susu bubuk. ***





03 Agustus 2020

Beli 5 Benda Ini Bikin Anak Bertanggung Jawab Mengelola Uang

cara melatih anak bertanggung jawab mengelola uang


Semua orang sepakat bahwa melatih tanggung jawab harus dibiasakan sejak kecil. Begitu pula keterampilan mengelola uang, sama penting dengan keterampilan hidup lain yang perlu dimiliki. Kemandirian anak dalam kebersihan diri, mengelola waktu, mengelola emosi, keterampilan bersosialisasi, dll, akan lebih sempurna jika anak dapat bertanggung jawab mengelola uang sejak kecil.

Pasca melaksanakan sunat kemarin, si Bujang mendapat banyak ‘sumbangan’ uang dari saudara dan kerabat. Setelah dihitung, jumlahnya lebih dari 1,5 juta.

Sebenarnya dia sudah ingin sekali membeli gadget sendiri dengan uang itu. Namun, karena Si Bujang baru berumur delapan tahun, saya dan ayahnya sepakat tidak mengijinkannya membeli gadget saat ini.

Nah, agar dia tidak kecewa, kami membebaskan si Bujang untuk membelanjakan uangnya sendiri. Dia bebas membeli apa saja dengan uang itu asalkan ada manfaatnya. Ternyata, lima hal inilah yang akhirnya dia beli.

1. Perlengkapan Sekolah dan Buku


Setiap awal tahun ajaran, si Bujang dan kakaknya memang selalu membeli alat tulis dan perlengkapan sekolah dengan uang tabungan mereka sendiri. Dari mulai buku tulis, buku bacaan, pulpen, tas, seragam sekolah, bahkan sepatu.

Mereka membeli menggunakan uang hasil tabungan tanpa intervensi dari kami orang tuanya, baik itu brand yang mereka pilih, model tas, model sepatu, warna, harga, dll, kami bebaskan untuk memilih sendiri. Terkadang mereka meminta pendapat saat memilih, tapi keputusan tetap ada di tangan mereka. Dengan cara ini saya mengajarkan anak berlatih bertanggung jawab dan membuat keputusan terkait pengelolaan uang sejak kecil.

Baca juga: Borong Buku di Gor Kridanggo

2. Alat Olah Raga


Begitu sembuh dari sunat, Si Bujang bilang ingin membeli sepeda baru dengan uangnya. Namun, karena sepeda lama masih bagus dan bisa dipakai, akhirnya dia membeli alat olah raga lain.

Dia membeli tiga buah raket dan koknya. Raket lama milik si Bujang memang sudah rusak. Mengapa tiga? Ternyata satu raket ia berikan pada kakaknya, satu raket untuk dipinjam-pinjamkan pada teman mainnya, dan satu lagi khusus untuk dipakainya sendiri. Bisa saja si Bujang.

Karena merasa membeli dengan uang sendiri, perlakuannya terhadap raket -raket dan kok itu terlihat ‘spesial’. Ia menyimpannya rapi di kamar setelah selesai digunakan. Raket sebelumnya yang dibelikan sang ayah, tidak disimpan se-istimewa itu lho. Ckckckc!

Agaknya membeli benda ini pun berhasil melatih anak bertanggung jawab mengelola uangnya. Si Bujang memilih raket dengan harga yang sesuai dengan uangnya.

3. Hewan Peliharaan


Memiliki hewan peliharaan memang banyak manfaatnya. Kami pernah punya kucing hingga sebelas ekor. Sekarang ini kucing kami tinggal dua ekor, namanya Shaggy dan Mochino. Si Sulunglah yang sangat rajin membersihkan dan memberi makan.

Mungkin karena ingin suasana baru, minggu lalu si Bujang minta diantar ayahnya membeli akuarium dan ikan-ikan.

Si Bujang memilih sendiri aquarium berukuran kecil, ikan, juga perintilan-perintilan yang diperlukan untuk menghias aquarium makin cantik. Sesekali ayahnya terlihat memberi masukan agar semua yang dibeli sesuai dengan jumlah uang yang mereka bawa dari rumah. Itu juga cara ayahnya mendidik anak bertanggung jawab mengelola uang.

Begitu terpasang, sudut ruang yang berisi aquarium itu langsung jadi tempat favorit anak-anak untuk berkumpul dan bercengkrama setiap hari. Si Bujang sangat telaten memberi pakan tiap pagi dan sore. Tampaknya merawat ikan-ikan cocok untuk anak laki-laki yang kurang menyukai perawatan ribet ala kucing.

cara melatih anak bertanggung jawab mengelola uang
hobi baru si Bujang sekarang memberi makan ikan

4. Mainan Idaman


Sejak mengenal gadget, si Bujang jarang membeli mainan. Kalau nggak main game dan bosan bermain dengan teman-teman, biasanya dia sangat senang merangkai mainan lego yang ia beli sejak umur tiga tahun. Tapi rupanya, kemarin itu dia ingin membeli mainan baru.

Apa yang dia beli? Ternyata mainan senapan laras panjang yang mirip dengan senjata-senjata dalam game yang sering ia mainkan di ponsel milih saya atau ayahnya. Kami membeli mainan itu sepulang dari membeli alat tulis karena tokonya berdekatan. Lagi-lagi, si Bujang memilihnya setelah menyesuaikan dengan uang yang ia bawa.

Senapan mainan ini tanpa peluru, hanya suara berisik yang keluar begitu dikokang dan ditembakkan. Tiap hari senapan mainan itu dimainkan dan dinamai D’Cobra. Jika malam diletakkan di samping tempat tidur. Wkwkwk!

Baca juga : Asah Otak dengan Puzzle IQ Pak Eko

5. Tak Bisa Jalan-jalan, Beli Makanan Kesukaan


Setelah membeli keempat benda di atas, si Bujang yang masih memiliki sisa uang, membeli makanan kesukaan yaitu wafer dan brownies. Berhubung semua penghuni rumah juga menyukai makanan ini, jadilah si Bujang men-traktir wafer dan brownis untuk semua orang.

Sebenarnya anak-anak sering bergantian mentraktir kami jalan-jalan. Liburan sekolah tahun lalu kami ditraktir main ke Trampoline. Kali ini karena dalam masa pandemi covid-19, kami tak bisa jalan-jalan seperti tahun sebelumnya. Jadilah traktir jajanan dari warung sebelah saja, sudah cukup lah. Saling mentaktir seperti ini bikin kami makin dekat.

Saya beruntung memiliki anak-anak yang sehat, manis, dan memiliki empati. Mereka tidak menuntut harus jalan-jalan menghabiskan libur panjang setahun sekali. Saat ini, jika tak urgen sekali, hampir semua aktifitas dilakukan di rumah.

Untuk soal kesehatan, sekarang ada Halodoc yang sangat membantu dan memberi solusi kesehatan secara online.

Halodoc adalah sebuah aplikasi kesehatan berbasis android yang bisa diunduh melalui Google Play Store. Kita bisa konsultasi dan tanya dokter umum dan spesialis di mana saja dan kapan saja secara online. Dokter spesialis anak juga ada loh.

Selain itu kita juga bisa membeli obat yang langsung di antar ke rumah. Halodoc bisa jadi tempat untuk menemukan dokter yang tepat pula dan kunjungan ke rumah sakit jadi lebih mudah. Memang aplikasi ini bertujuan memberi kemudahan akses layanan kesehatan bagi semua lapisan masyarakat.

Itulah pengalaman membeli lima benda yang bisa melatih anak bertanggung jawab dalam mengelola uang. Anak tak perlu dilarang membelanjakan uang mereka sendiri. Asalkan benda yang dibeli tepat, justru akan banyak memberikan manfaat. 

Mungkin kelak anak akan lupa berapa nilai pelajaran matematikanya di sekolah. Namun, anak tidak akan lupa bahwa bertanggung jawab mengelola uang tidaklah sulit dengan membeli benda bermanfaat. Hal ini akan terus diingat dan membekas pada pribadi anak. Begitu pula untuk hal-hal penting seperti mengutamakan kesehatan banyak orang di masa pandemi dengan Halodoc. 

Selain membeli kelima benda di atas, pastinya ada yang memiliki pengalaman lain. Boleh share di kolom komentar, ya.***


23 Juni 2020

Khitan di Masa Pandemi Corona, Mungkinkah?

"Mi, mumpung libur kenaikan kelas, aku sunat sekarang aja ya, bareng Uki," kata Si Bujang dua minggu lalu setelah mendapat pengumuman libur kenaikan kelas.

Saya kaget dong. Secara Si Bujang baru berumur delapan tahun. Umumnya di sini anak-anak dikhitan umur sepuluh atau sebelas tahun. Rupanya, rata-rata anak kelas 3 yang sekelas dengannya sudah banyak yang disunat/dikhitan. Jadilah dia dan Uki (kawan kental plus saudara sepupu) ngebet ingin segera dikhitan.

Saya dan Mas Jo nggak langsung mengiyakan. Banyak sekali pertimbangan yang kami pikirkan. Di tengah masih tingginya angka penularan covid-19, amankah jika kami melaksanakan sunnah itu sekarang?

Awalnya kami tidak begitu menghiraukan ucapan si Bujang dan menganggapnya sebagai omongan anak kecil biasa saja. Namun, si Bujang rupanya tak main-main. Saat hari Senin, 15 Juni lalu Uki benar-benar disunat, si Bujang bertanya lagi kapan dia disunat. Mau tak mau kami pun memikirkan hal ini dengan serius.

Mbah putri alias emak saya, sesuai tradisi yang selama ini dipegang, mulai menghitung hari baik berdasarkan weton hari lahir. Ketemu hari baik untuk melaksanakan sunat si Bujang jatuh pada hari Kamis Kliwon, 18 Juni 2020.

Dan itu besok, nggak ada satu minggu lagi!

Maka mulailah saya mempersiapkan hajat besar ini dalam waktu yang sangat terbatas.

Ada beberapa pertimbangan yang akhirnya membuat kami berani memutuskan untuk segera dilaksanakan khitan bagi Si Bujang.
  1. Si Bujang meminta sendiri untuk dikhitan, artinya secara mental ia siap menghadapi prosesnya.
  2. Meski masih masa pandemi, tidak ada kasus PDP covid di sekitar tempat tinggal kami.
  3. Kecamatan Watukumpul dan Belik selalu dalam status zona hijau.
  4. Protokol kesehatan masyarakat selalu diterapkan.
 
khitan masa pandemi
siap dikhitan

Terkait hari baik yang sebelumnya saya singgung, ya, keluarga kami masih memegang tradisi hitungan weton. Setiap akan melaksanakan hajat besar seperti menikah, khitan, membangun rumah, dll, kami selalu menghitung hari baik. Biasanya orang-orang tua lah yang mengetahui ilmu seperti itu.

Bagi saya sendiri, hari baik saya artikan sebagai hari di mana doa dan restu dari orang tua terlimpah bagi kebaikan si Bujang. Maka terlepas dari weton dan primbon, saya meyakini doa orang tua pasti makbul dan mujarab. Maka kami pun mantap melaksanakan khitan itu sekarang.


H-1: Bersih Bagi Calon Khitan


ritual sebelum khitan
Bersih ke makam sehari sebelum sunat

Hari Rabu 17 Juni kemarin kami benar-benar hectic. Kami bagi-bagi tugas. Mas Jo pagi-pagi sudah mengatur karyawan tukang dekorasi untuk dipasang di rumah klien pengantin Rumah Tsabita. Beruntung pekerjaan beliau terkait pembagian bantuan sosial corona dari propinsi sudah selesai Selasa kemarin.

Saya berbelanja banyak sekali bahan makanan untuk keperluan memasak hidangan walimatul khitan. Siangnya dengan diantar ojek saya pergi mendaftar ke klinik di Belik yang diinginkan si Bujang untuk sunat. Belik itu kecamatan tetangga. Lumayan jauh, sekitar 30 menit perjalanan roda dua.

Kenapa nggak sunat di klinik dekat rumah?

Si Bujang ini rupanya mantep bin yakin bahwa sunat di klinik Belik ini tidak sakit. Begitu kata teman-temannya. Jadilah banyak sekali anak-anak kampung ini yang sunat di sana padahal di dekat sini pun ada pula dokter dan mantri sunat.

Yah, kami pun menurut saja dia maunya sunat di Belik. Bukan karena sunat di sana tidak sakit. Tapi menurut saya sendiri, sugesti itu penting. Meski sudah dibujuk untuk sunat di klinik dekat rumah pun, karena anak sudah tersugesti sunat di Belik tidak sakit ya tetap saja maunya sunat di sana.

Siang itu sepulang mendaftar, saya langsung memasak untuk membuat Golong Pitu, yaitu nasi berkat sebanyak tujuh buah yang dibagikan pada teman-teman si Bujang yang ikut dalam ritual Bersih.

Ritual Bersih adalah kegiatan tahlil mendoakan orang tua dan sesepuh yang telah wafat di makam Mbah Among atau disebut Cungkub. Pengantin Sunat biasanya melaksanakan Bersih sehari sebelum disunat. Teman-teman sebaya Si Bujang diajak untuk berdoa bersama di Cungkub.

Sepulang dari Bersih, mereka diberi nasi berkat Golong Pitu. Judulnya saja Golong Pitu. Aslinya saya bikin nasi berkatnya ya lebih dari tujuh, sekitar 15 berkat karena teman-teman Si Bujang yang ikut bersih juga banyak.


Hari H: Aku Dikhitan!


masker untuk protokol covid
Siap berangkat mengantar si Bujang khitan


sunat center didik
Sunat Center H. Didik Belik

Jika kemarin saja sudah hectic, maka hari ini Kamis, 18 Juni saya super hectic. Subuh-subuh kami bangun dan segera berangkat ke klinik mengantar si Bujang. Saya mendaftar sunat jam 6 pagi. Setelah sekitar tiga puluh menit perjalanan, kami sampai di klinik dan langsung menuju ruang khitan.

Dokter Didik sangat ramah dan menyambut kami dengan bersemangat. Hal ini membuat si Bujang relaks. Namun begitu, saat suntik bius dilakukan tetap saja ia meringis kesakitan.

Saya? Saya nggak berani melihat apapun yang dilakukan dokter. Saya hanya memegang erat tangan si Bujang, berusaha memberi kekuatan meski saya sendiri ketakutan.

sunat saat covid
mendampingi Si Bujang melewati satu fase penting hidupnya

Meski dua kali melahirkan, tetap saja saya takut berhadapan dengan jarum suntik dan segala alat operasi. Jadi, mending saya nggak melihatnya.

Si Bujang sempat menangis dan merasakan sakit. Kata dokter kulitnya agak kelet / lengket, jadi mungkin akan sedikit sakit. Saya tak berani melihat proses sunatnya.

Sungguh, melihat anak kesakitan juga hati ibu ikut nyeri. Saat itu saya berpikir, ternyata manusia sudah akrab dengan luka dan sakit bahkan sejak dilahirkan. Para ibu kesakitan tiada tara demi kehidupan baru sang bayi. Bayi itu menangis saat tali pusat yang memberinya nutrisi di alam rahim dipotong dan digantikan ASI yang bergizi. Anak-anak dikhitan dan menahan sakit demi sunnah dan kesehatan.

Ternyata setiap rasa sakit menandakan satu fase penting kehidupan menuju fase lain yang sama baiknya.

Mungkin pandemi korona ini pun begitu. Terlepas dari benar tidaknya konspirasi, Tuhan menurunkan korona sebagai luka dan sakit pada dunia sebagai pertanda peralihan zaman. Maka fase kehidupan sebelum dan setelah pandemi korona ini pastilah sama baiknya bagi dunia. Tinggal bagaimana kita menyikapi hidup di masa new normal.

Duh, merenung bikin hati saya melankonis. Hehe.... Lanjut ya cerita khitannya.

Proses sunat si Bujang terbilang sebentar, sekitar lima belas menit. Setelah dijahit dan diberi obat, mengenakan celana khusus khitan, kami segera pulang. Si Bujang diberi hadiah kaos.

Sebelum pulang, kami sempat melihat kera peliharaan pak dokter. Kera dalam kandang ini menjadi hiburan anak-anak yang ikut mengantar khitan. Rupanya, warga di sekitar sini jika ada anak yang dikhitan, teman-temannya banyak sekali yang ikut mengantar. Tidak seperti kami yang datang hanya satu keluarga saja. Hihihi ....

hewan peliharaan
Kera milik pak dokter


celana salam khusus khitan
celana dalam khusus sunat

Mapas Setelah Dikhitan


Di kampung kami, ada tradisi mapas setelah dikhitan dan melahirkan. Mapas adalah memakan segala jenis makanan meski dalam porsi sedikit (kadang hanya satu gigitan) segera setelah khitan atau melahirkan. Tujuannya agar luka baru di tubuh orang yang baru saja dikhitan (dan melahirkan) 'mengenal' berbagai kandungan yang terdapat dalam makanan-makanan tersebut. Konon, jika tidak mapas, si anak akan alergi dan lukanya bisa kambuh sewaktu-waktu.

Terlepas dari benar atau tidaknya dasar ilmiah tradisi mapas ini, toh si Bujang menikmati dengan suka cita berbagai jernis makanan enak yang disajikan di samping tempat tidurnya. Sampai sekarang ia menyebut makanan-makanan yang diletakkan di kamar itu dengan nama mapas. Padahal mapas itu kegiatan makan, bukan nama makanannya. Haha!

Malam hari tepat malam Jumat kami mengadakan selamatan walimatul khitan. Alhamdulillah, saat keesokan harinya, si Bujang sudah bisa ditinggal pergi nge-job meski semalaman hampir tak tidur dan terus mengerang gelisah karena efek biusnya sudah habis.

Tidak ada pesta mesiah di rumah kami, tapi doa-doa dari sanak kerabat dan tetangga terlimpah bagi kesembuhan si Bujang. Semoga lekas sembuh dan menjadi anak saleh ya, Nak.***



13 Oktober 2019

6 Manfaat Memelihara Kucing Bagi Anak-anak


Memelihara kucing, ternyata banyak manfaatnya. Meski tak bisa diandalkan untuk berburu tikus-tikus di rumah seperti dulu, kucing tetap punya banyak kelebihan.

Kami memelihara kucing kampung di rumah. Awalnya karena kasihan melihat seekor kucing kecil dan induknya yang nampak hamil besar, luntang lantung mencari makan dari rumah ke rumah. Kucing kecil ini kemudian kami namai Arrioggy, atau lebih sering dipanggil Oggy saja. 

Mungkin karena bawaan orok si dede kucing dalam perut, selama hamil, Mama Kucing sering mengabaikan Oggy. Mama Oggy lebih sering jalan-jalan entah ke mana. Makanpun sering terlewat. Akhirnya, Oggy yang masih sangat kecil lebih banyak bermain dengan kami.

Bulan lalu Mama Oggy melahirkan empat bayi kucing. Keempatnya memiliki warna bulu yang berbeda. Mungkin karena Mama kucing belang tiga: kuning, hitam, dan putih, satu lagi warna bapa abu-abu. Atau mungkin diambil dari warna bulu bapa kucing yang berbeda-beda pula, entahlah.

Semenjak Oggy dan keluarganya tinggal bersama kami, saya merasakan banyak manfaatnya bagi anak-anak. Di bawah ini saya tuliskan enam manfaat memelihara kucing bagi anak-anak yang sudah saya rasakan.

1. Menumbuhkan kasih sayang


Bukan hanya manusia, kucing pun makhluk ciptaan Tuhan yang membutuhkan kasih dan sayang. Melihat muka Oggy yang imut, tubuhnya yang mungil dan kurus ketika baru dipelihara, anak-anak spontan berkata: "Lucu kucingnya, Mih. Kasihan, kita pelihara ya?" Dan melihat kesungguhan mereka merawat Oggy, saya bisa melihat kasih sayang mereka pada sesama makhluk Tuhan tumbuh secara alami.
Memelihara kucing cocok untuk anak perempuan dan laki-laki. Bagi anak perempuan, rasa keibuannya muncul dengan memelihara kucing. Bagi anak laki-laki, rasa kasih sayangnya pun tumbuh tanpa membuatnya menjadi 'feminin'.

2. Merangsang empati


Empati tidak tumbuh secara instan. Zaman sekarang melihat postingan di media sosial sangat terlihat empati orang-orang kepada sesama makin berkurang. Banyak orang mencibir, mengolok, merisak, menyiksa orang lain baik verbal maupun nonverbal. Tidak ada rasa kemanusiaan dan empati. Tidak berpikir panjang atau berusaha memahami bagaimana jika seandainya musibah yang sama menimpa diri ini.

Nah, dengan memelihara kucing, terlihat sekali empati anak-anak menjadi terangsang. Anak-anak selalu berusaha membuat Oggy dan keluarga senang dan betah tinggal di rumah.
Anak-anak sering merasa kasihan jika melihat hewan disiksa oleh orang-orang tak bertanggung jawab. Kesempatan ini saya gunakan untuk mengajarkan arti penting empati. "Nak, kucing juga makhluk Tuhan. Ia juga bisa sakit. Perbuatan orang itu menyiksa kucing tidak benar. Kita tidak boleh melakukan hal seperti itu pada semua makhluk Tuhan, baik manusia maupun hewan-hewan."

3. Melatih problem solving


Jujur, saya tidak suka ada hewan berkeliaran di dalam rumah saat malam hari. Maka, anak-anak memfasilitasi tempat tinggal yang hangat untuk Oggy dan keluarga di teras. Mereka bilang: "Oggy kamarnya di sini ya, di sini hangat kok kalau malam. Ummi ngga akan marah kalau kamu ingin jalan-jalan, tapi di luar saja jalan-jalannya."

Hmm... bisa juga anak-anak ini memecahkan masalah. Mereka memecahkan masalah saya yang tidak suka kucing berada di dalam rumah saat malam, juga masalah tempat tinggal bagi keluarga kucing itu untuk tinggal.

Dulu, Oggy suka pipis dan pup sembarangan. Saya katakan pada anak-anak: "Oggy harus dibiasakan buang air di tempat khusus, baru boleh dipelihara." Anak-anak pun mulai melatih Ogyy buang air di tempatnya.

4. Memberi rasa tanggung jawab


Saya punya banyak sekali pekerjaan dan tak selalu bisa memperhatikan semua kebutuhan hidup Oggy dan keluarga kucing ini. Jadi, tanggung jawab memenuhi semua kebutuhan hewan peliharaan dibebankan pada anak-anak. Mereka melakukannya dengan senang hati.

Oh ya, anak saya berumur 13 tahun dan 9 tahun. Mereka bahu membahu mengurus Oggy sekeluarga. Mulai dari soal makanan, kebersihan tempat tinggal, kebersihan badan, sampai kebutuhan batin. Oggy sekeluarga kerap diajak berjalan-jalan atau sekedar bermain dalam rumah. Selesai bermain, semua perangkat dan mainan yang digunakan langsung dibereskan kembali. Tentu, mereka tidak ingin disalahkan Ummi-nya jika rumah menjadi kotor dan berantakan gara-gara kucing, haha!
Rasa tanggung jawab anak-anak juga dibuktikan dengan menyisihkan uang saku untuk membeli makanan kucing. Saya tidak menganggarkan pos uang tambahan untuk kebutuhan makan Oggy dan keluarga. Anak-anak rela berhemat agar bisa membeli makanan untuk kucing.

5. Menghadirkan kebahagiaan tanpa gadget


Saya membatasi penggunaan gadget pada anak-anak. Satu hari jatah mereka hanya satu jam saja. Selebihnya, mereka mencari-cari jenis permainan lain.

Nah, karena kucing ini hewan yang sangat manis dan lucu, mudah dilatih dan merespon permainan. Anak-anak sangat senang bermain-main dan bersenang-senang dengan Oggy. Mereka tak bosan tinggal di dalam rumah sepanjang hari tanpa gadget. Ada saja permainan yang diciptakan dengan mainan dan benda-benda di sekitar untuk bermain bersama kucing.

6. Mengajarkan siklus hidup makhluk hidup


Oggy memang sudah menjadi bagian dan anggota keluarga kami. Akhir bulan lalu, nasib naas menimpa Oggy. Sebuah sepeda motor yang sedang melintas, tanpa sengaja melindas tepat di bagian rahang Oggy yang mungil. Tragisnya, kejadian ini terjadi di depan mata anak-anak saat hendak bersiap berangkat sekolah.

Kedua anak saya menangis sedih menyaksikan kucing kesayangannya menemui ajal pelan-pelan. Saya memeluk Oggy dengan ceceran darah yang terus menetes dari mulutnya, membuat saya pun tak kuasa menahan air mata.

Kami menguburkan Oggy di bawah pohon durian di kebun terdekat agar bisa mengunjunginya sewaktu-waktu. Untunglah Mama Oggy masih punya empat bayi yang bisa menjadi pelipur duka dan lara karena kehilangan Oggy. Hari ini umur bayi kucing menginjak satu setengah bulan. Bayi-bayi ini belum bisa melompati kardus tempat mereka tinggal. Mereka hanya tidur dan menyusu sepanjang hari. Begitulah makhluk hidup, lahir, besar, lalu mati.

Kematian Oggy, menjadi pelajaran. Saya sampaikan pada anak-anak bahwa setiap makhluk hidup itu akan mati. Tak peduli berapapun umurnya, jika Tuhan menakdirkan mati, maka ia akan mati. Hewan saja akan dicintai dan dikenang selama hidup dan kematiannya jika berbuat baik, apalagi manusia.

Saya katakan pula pada anak-anak, kita harus terus berbuat baik sebab kita tak pernah tahu berapa umur kita. Orang-orang besar akan dikenang jasa dan kebaikannya. Nama mereka lebih panjang umurnya dibanding dengan usia hidupnya.


Nah, itulah enam manfaat memelihara kucing bagi anak-anak yang perlu kita tahu sebagai orang tua. Ada juga kah yang memelihara kucing di rumah? Atau tidak mau memelihara kucing karena alergi atau alasan lainnya? Saya tunggu share pengalamannya di kolom komentar ya.***