Upacara adat MITONI adalah salah satu acara adat Jawa yang masih sering dilaksanakan hingga sekarang.
MITONI diartikan juga sebagai syukuran kehamilan anak pertama saat kehamilan mencapai usia 7 bulan. Mitoni sendiri berasal dari kata Pitu (7) yang artinya tujuh batau tujuh bulan.
Upacara mitoni diadakan dan diselenggarakan di rumah orang tua calon ayah, dan sebaiknya dilaksanakan pada hari Rabu atau Sabtu sore, setelah sholat ashar sebelum matahari terbenanm.
Mitoni, acara adat jawa yang hingga kini masih terus dilestarikan dalam balutan yang lebih modern |
PERLENGKAPAN YANG DISEDIAKAN
1. Kain batik yang berjumlah tujuh (7), yang mengandung arti dan harapan:
- Kain Truntum: kelak anak dapat menjadi pewaris orangtuanya
- Kain Sido Mukti: kelak anak berbakti (mukti) kepada kedua orangtuanya.
- Kain Sido Mulyo: kelak anak mulia hidupnya
- Kain Sido Asih: kelak anak memiliki pribadi kasih sayang dengan sesama
- Kain Sido Drajat: kelak anak menjadi pintar dan tinggi derajatnya.
- Kain Satriyo Wibowo: kelak anak menjadi satriya yang berwibawa dalam keluarga
- Kain Lurik Tumbar Pecah: harapan agar si jabang bayi melewati proses persalinan yang lancar dan selamat
2. Kemben berjumlah tujuh (7), yang masing-masing berwarna :
- Kemben merah putih (gulo klopo)
- Kemben kuning hijau (pare anom)
- Kemben merah kuning (podang sinusup sari)
- Kemben putih biru tua (bangun tulak)
- Kemben pink ungu (kencono ungu)
- Kemben putih hijau (pandan binethot)
- Kemben lurik (lurik liwatan)
3. Air sumur 7 sumber yang diambil dari 7 tempat yang ada sumber airnya (dalam bahasa jawa disebut sumur timban, yaitu sumur yang ditimba), disiapkan dalam jambangan bersama kembang telon (mawar, melati, dan kenanga).
4. Alas duduk yang terdiri dari klosobongko, daun lima macam (daun kluwih, alang-alang, opo-opo, dadat serat, dan daun nanas)
5. Cengkir gading (warna kuning) berjumlah 3 buah.
Cengkir gading adalah kelapa muda dari jenis kelapa yang berwarna kuning.
Satu (1) cengkir akan dipecah, dua (2) cengkir diukir gambar wayang Kumojoyo dan Kumo Ratih.
6. Benang lawe / janur kuning
7. Buah jambe muda
8. Telur ayam kampong
9. Clorot
10. Jajan pasar, pisang raja, polowijo, polo pendhem.
11. Tumpeng robyong yang terdiri dari nasi putih dan lauk pauknya serta sayuran mentah.
cengkir gading bergambar kumojoyo dan kumoratih |
Baca juga: Tedhak Siten, Tata Cara dan Filosofinya
TATA CARA PELAKSANAAN
1. Acara mitoni didahului dengan sungkeman calon ibu dan calon ayah kepada eyang putri dan eyang kakung dari pihak calon ibu (CI), dilanjutkan eyang putri dan eyang kakung pihak calon ayah (CA).
2. Sungkeman CI dan CA kepada eyang-eyang dan sesepuh berjumlah tujuh (7) orang.
3. Siraman.
Urutan yang berhak menyiram :
- Suami
- Eyang putri CI
- Eyang kakung CI
- Eyang putri CA (eyang kakung dari pihak saumi/ Calon Ayah (CA) tidak melakukan siraman karena bukan mahrom.
- Eyang sesepuh 7 orang
4. CI berganti pakaian, memakai kain lalu diikat benang lawe atau tali janur.
5. Calon ayah (CA) membelah kelapa cengkir sampai air kelapa keluar.
CA harus membelah dengan sekali ayun dan sekali tebas, hal ini diharapkan kelak CI tidak mengalami banyak kesulitan ketika melahirkan sang anak.
Pada acara adat mitoni, prosesi ini sering dikaitkan dengan jenis kelamin si jabang bayi. Jika air kelapa memancar keluar, pertanda bayinya laki-laki. Jika air kelapa hanya merembes, pertanda bayi tersebut perempuan.
Sekarang ini acara mitoni dan prosesi tersebut hanya sebagai simbol dan doa keselamatan bagi si jabang bagi seiring kemajuan jaman yang bisa memperkirakan jenis kelamin janin dengan bantuan teknologi.
6. CA membuka tali janur pada kain CI dengan sekali potong dengan menggunakan pisau yang sudah diberi doa-doa, sebagai simbol membuka jalan lahir, agar dimudahkan proses persalinannya kelak.
7. Brojolan (Simulasi melahirkan).
Dalam acara adat mitoni, diadakan rangkaian acara brojolan yang merupakan simbol dan doa serta simulasi proses melahirkan.
Cengkir dimasukkan melalui bagian dalam kain CI oleh eyang putri CI, lalu eyang putri CA bertugas untuk menangkap di bawahnya. Ketika cengkir itu berhasil ditangkap, CI akan mendoakan, yang artinya : lelaki atau perempuan tak masalah. Kalau lelaki hendaknya tampan seperti kumojoyo, dan jika perempuan semoga cantik layaknya kumoratih.
Lalu, layaknya bayi sungguhan, cengkir akan digendong oleh eyang putri CA dan dibawa lalu ditidurkan di kamar.
Brojolan, kelapa cengkir dijatuhkan dari dalam kain dan diterima oleh eyang putri calon ayah |
8. Mantes
Dengan dibantu oleh pangrenggo busono, calon ibu (CI) dipakaikan dengan kain dan kemben sebanyak tujuh kali .
Kain dipadu-padankan dengan kemben yang telah disesuaikan, dengan urutan yang telah ditentukan, sebanyak tujuh kali. Prosesi ini disebut mantes.
- Kain truntum dipadankan dengan kemben merah putih
- Kain sido mukti dipadankan dengan kemben kuning hijau
- Kain sido mulyo dipadankan dengan kemben merah kuning
- Kain sido asih dipadankan dengan kemben putih biru tua
- Kain sido drajat dipadankan dengan kemben pink ungu
- Kain satriyo wibowo dipadankan dengan kemben putih hijau
- Kain lurik tumbar pecah dipadankan dengan kemben kemben lurik liwatan.
Sambil menggantikan kain demi kain, pangrenggo busono akan menanyakan kepada tamu yang hadir pada acara mitoni tersebut apakah kain yang dipakainya sudah pantas bagi CI. Tamu-tamu akan menjawabnya : BELUM, lalu digantilah dengan kain berikutnya. Dan seperti itu seterusnya sampai pada kain ke tujuh, tamu akan menjawabnya SUDAH, artinya kain yang digunakan oleh CI sudah sesuai.
9. Penutup
Calon Ayah menggunakan kain sidomukt, beskap, sabuk bangun tulap, dan blankon warna bangun tulap.
Calon ibu menakan kain sido mukti, kebaya hijau, dan kemben bangun tulap.
Calon ibu dan calon ayah keluar bergabung bersama para tamu.
Acara penutup diawali dengan pembacaan doa oleh sesepuh. Lalu eyang kakung dari calon ayah memotong tumpeng dan diberikan pada calon ibu dan calon ayah, ditambahkan lauk burung kepodang dan ikan lele untuk dimakan bersama-sama. Maksud dari burung kepodang dan ikan lele ini adalah agar kelak calon bayi berkulit kuning seperti burung kepodang dan berkepala rata seperti ikan lele. Kulit yang kuning dianggap cantik dan bersih. Kepala yang rata bagian belakangnya dianggap bagus jika memakai sanggul bagi perempuan. Acara
Selanjutnya adalah dodol rujak sebagai akhir dari penutup rangkaian acara mitoni atau tingkepan.
Tamu yang pulang diberikan berkat / oleh-oleh. Berkat pada acara mitoni berupa nasi kuning yang ditempatkan dalam takir pontang dan dialasi oleh layah (cobek dari gerabah tanah liat). Takir pontang terbuat dari daun pisang dan janur kuning yang ditutup kertas dan diselip dengan jarum. keemasan.
Di beberapa daerah lain di Jawa, berkat acara mitoni berisi nasi (juga ketupat kepel) dan lauk yang berasal dari darat (ayam, telor), air (Ikan teri, bandeng), buah-buahan, jajan pasar dari ketan (lepet), polopendhem dan polowijo. Berkat ini diberikan pada tamu untuk dibawa pulang. Namun ada pula yang hanya dimakan bersama-sama di tempat.***